Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan keprihatinannya terhadap konflik antara warga dan jemaah Ahmadiyah di Pandeglang, hingga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. <p style="text-align: justify;"><br />"Saya sangat menyesalkan dan prihatin terhadap kasus tersebut," kata Menko Kesra Agung Laksono di Jakarta, Minggu (06/02/2011). <br /><br />Agung menjelaskan, pada saat ini semua pihak harus menahan diri agar tercipta suasana yang kondusif. <br /><br />"Semua pihak harus menahan diri agar situasi kembali dingin dan kondusif," katanya. <br /><br />Dia mengatakan, penyampaian aspirasi atau pandangan tertentu sangat diperbolehkan di negara ini. <br /><br />Hanya saja penyampaian aspirasi atau pandangan tertentu harus dilakukan dengan cara yang tertib dan kondusif. <br /><br />"Jangan sampai dengan cara kekerasan yang mengakibatkan kerusakan apalagi sampai jatuhnya korban jiwa," katanya. <br /><br />Dia juga menambahkan, tindakan kekerasan terhadap jemaah ahmadiyah sangat bertentangan dengan semangat pancasila. <br /><br />"Kita harus tetap menjaga semangat pancasila dengan suasana yang kondusif," katanya. <br /><br />Sementara itu Humas Pengurus Besar Jemaah Ahmadiyah Indonesia, Mubarik Ahmad mengungkapkan, saat ini tercatat ada tiga jemaah Ahmadiyah yang tewas dalam penyerangan di Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten. <br /><br />"Ini data yang saya terima sampai sore ini, sebelumnya ada yang menyatakan enam, lalu turun jadi empat dan kemudian tiga," kata Mubarik. <br /><br />Tiga orang yang tewas itu adalah, Mulyadi, Tarno dan Roni. Keduanya diakui memang anggota jemaah Ahmadiyah. <br /><br />"Tarno dan Mulyadi adalah kakak beradik dari Parman yang merupakan Mubaligh Ahmadiyah di Cikeusik," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>