Menopang Ekonomi Dengan Jualan Senapan Spiritus

oleh
oleh

Perkembangan zaman saat ini juga mengubah cara permainan. Terbukti, jika zaman dulu permainan yang dimainkan dibulan suci ramadhan adalah meriam bambu yang menggunakan bahan bakar minyak tanah untuk membunyikannya. Zaman sekarang sudah berubah. Meriam paralon yang yang menggunakan spiritus sebagai bahan membunyikanya. <p style="text-align: justify;">Permainan tersebutpun dimanfaatkan sejumlah orang-orang yang kreatif untuk membuat meriam spiritus tersebut dengan berbagaimacam model. Seperti yang dilakukan Jailanu Nera. Ia membuat meriam spiritus menjadi model senapan. Dimana untuk membuat satu senapan Ia harus menyisihkan waktu selama dua hari. <br /><br />"Dalam satu minggu itu hanya tiga unit saja yang jadi. Modal yang harus dikeluarkan hingga mencapai Rp. 250 ribu per tiga unit tersebut. Dirinya menjual senapan spiritus tersebut per unitnya bisa mencapai Rp. 350 ribu sampai Rp. 400 per unit," kata Jailani ditemui ketika menjual keliling sepan spiritusnya, Senin (12/6).<br /><br />Jailani menceritakan, untuk membuat senapan spiritus tersebut, diriny juga harus menyiapkan bahan bahan yang harus dibelinya di toko bangunan. Seperi paralon, serta mengunakan kaleng sarden, dan mengambil kayu hutan untuk dibentuk seperti gagang senapan, serta pemantik korek gas. "Memang tak banyak bahan, namun membuat modelnya ini cukup sulit. Makanya jualnya agak mahal," paparnya. <br /><br />Jailani mengatakan, dengan berupaya berjualan senpan spiritus tersebut, dirinya bisa menopang ekonomi keluarga di bulan puasa. Diman sejumlah hrg barng saat ini sudah cukup mahal. <br /><br />"Meskipun berjualan senapan ini hanya musiman, namun ekonomi bisa tertopng," ungkap pria asal Tanjung Lay tersebut.<br /><br />Dalam satu hari, Jailani mengaku bisa menjual senapan spiritus sebanyak 3 unit. Dimana hasil jualannya, disimpan untuk membeli persiapan lebaran. <br /><br />"Untungnya masih bisa jualan begini. Karena saykan petani karet, jadi kalau mengharapkn hasil ngaret, saat ini sedang sulit. Hrga masih anjlok," ungkapnya.<br /><br />Jailani, adalah satu salah petani karet yang terpaksa mencari sampingan dengan berjualan senapan spiritus untuk mempersiapkan perayaan Idhul Fitri. <br /><br />"Kami berharap harga karet bisa naik menyesuaian harg gula per kilogramnya yakni Rp. 15 ribu per kilogram," harapnya. (KN)</p>