Pemerintah Kabupaten Sintang menggelar perlomba pembuatan kue tradisional khas Sintang untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Kota Sintang yang ke 655 Tahun 2017. Kue tradisional biasanya dibuat dengan bahan-bahan dasar yang tersedia melimpah yang dihasilkan dari Bumi Senentang, seperti tepung beras, tepung tapioka, tepung ketan, tepung sagu dan santan kelapa, sehingga akrab dengan selera lidah kita sejak kecil. <p style="text-align: justify;">Inilah salah satu faktor pesona dan daya tarik kue tradisional sehingga sampai sekarang masih sangat diminati oleh berbagai kalangan di tengah-tengah serbuan kue ala modern. bisnis kue tradisional sangat menguntungkan dan menjanjikan prospek yang sangat cerah. kue tradisional memiliki penggemar yang sangat banyak namun kondisinya yang susah di cari membuat beberapa orang akhirnya mengeluh bahwa kue tradisional menjadi langka. <br /><br />Hendrika Kadis Pemuda, Olahraga dan Pariwisata mengapresiasi keikutsertaan kaum wanita dalam lomba pembuatan kue tradisional. “Kami akan bantu promosikan kue tradisional yang ada di Kabupaten Sintang namun kaum wanita juga harus di Kota Sintang harus siap mengolah dan membuat kue tradisional. Kue tradisional sangat sehat karena terbuat dari bahan-bahan alami dan tanpa pengawet. Lomba ini juga sebagai salah satu bentuk upaya Pemkab Sintang menjaga keberadaan kue tradisional khas orang Sintang. Saya mendorong agar kita membudayakan mengkonsumsi kue tradisional karena sehat dan murah” ajak Hendrika.<br /><br />Radeni Purwasih Ketua Tim Juri menyampaikan perlombaan membuat kue tradisional Tahun 2017 diikuti oleh 12 peserta. “setiap peserta merupakan kelompok orang yang bisa berjumlah 6-10 orang. berdasarkan penilaian kami, maka juara pertama nomor peserta 6 PKK Kecamatan Sintang yang membuat Bingka Susu. Juara kedua nomor peserta 13 dari DWP Kabupaten Sintang, Juara ketiga nomor peserta 3 dari BKMT Kabupaten Sintang, juara harapan 1 nomor 10 dari Harpi.<br /><br />Utin Rosmiaty anggota tim juri menyampaikan cukup binggung menentukan pemenenang lomba karena semua enak meskipun ada yang harus diperhatikan seperi bahan harus segar, kreasi sudah baik namun tidak boleh menggunakan daun pisang yang sudah distaples tetapi dijahit, rasanya ada juga yang kurang pas.<br /><br />“Kami tidak tahu kue yang kami nilai milik siapa, karena kami hanya ada nomor peserta saja. Jadi kami menilai berdasarkan penilaian kue” terang Utin Rosmiaty.<br />Dari 12 kue yang ditampilkan seperti kue juadah lapis, putri mandi sungai kapuas, bingka susu, kue keribang, kue lelok lebor, kue basong, epok-epok mawar hitam, kue lapis misbah, kue lapis kukus buah naga, epok-epok peringgi, buntat kasar dan kue tumpur.(SS/Hms)</p>