Keterlibatan perempuan dalam politik memang menjadi isu penting bangsa Indonesia akhir-akhir ini. Keterwakilan perempuan di legislatif dan belum maksimalnya kualitas perempuan dalam mempengaruhi kebijakan politik, padahal regulasi politik ada sejak tahun 2003 telah menegaskan adanya 30% keterwakilan perempuan di parlemen, namun kenyataannya keterwakilan perempuan masih rendah. Hal tersebut disampaikan Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si saat membuka seminari sehari tentang perempuan dan politik di Gedung Serbaguna pada Sabtu, 30 Nopember 2013. <p>“pada pemilu 2009, DPRD Kabupaten Sintang hanya ada 4 orang atau 12% kaum perempuan. Padahal pemilih perempuan di Kabupaten Sintang ada 47%. Pada pemilu 2014 nanti, perlu usaha keras dan strategi yang tepat untuk mendongkrak keterwakilan perempuan dalam parlemen dan mendorong kualitas politisi perempuan dalam proses pengambilan keputusan. Seminar seperti ini sangat penting maknanya untuk memberikan pendidikan politik bagi kaum perempuan” jelas Bupati Sintang.</p> <p>“saya mendukung dan mendorong kaum perempuan untuk terus terlibat aktif pada pemilu 2014 mendatang. Jadilah pemilih aktif dan cerdas. Mari kita wujudkan pemilu yang lancar dan berkualitas” ajak Bupati Sintang.</p> <p>Uskup Sintang Mgr. Agustinus Agus, Pr mendefinisikan cerdas itu perpaduan hati dan kemampuan berpikir. Banyak orang yang cerdas yang tidak bermoral sehingga terlibat pelanggaran hukum. Cerdas harus diimbangi moral dan etika yang baik.</p> <p>“Intelektual Katolik harus taat hukum dan taat ajaran agama Katolik. Gereja Katolik sangat mendukung keterlibatan kaum perempuan dalam berpolitik. Kegiatan seperti ini merupakan salah satu upaya pendidikan politik bagi kaum perempuan. orang Katolik yang menjadi anggota legislatif harus mampu merubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik”pinta Uskup Sintang.</p> <p>Anggota Presidium Ikatan Sarjana Katolik Pusat dr. Carolin Margaret Natasha mendorong seminar-seminar seperti ini dalam rangka kita membangun sumber daya manusia.</p> <p>"Data statistik menunjukan jumlah kaum perempuan lebih banyak dari kaum pria, tetapi jumlah kaum perempuan yang terlibat politik praktis belum banyak. Terlibat politik praktis bukan hanya menjadi anggota politik praktis tetapi sangat luas seperti sebagai penyelenggara, calon legislatif, pengawas, dan kemampuan memilih”terang Carolin.</p> <p>Leni Marlina Ketua Panitia Seminar menyampaikan bahwa tujuan seminar untuk mencerdaskan kaum perempuan dalam hal politik. Memberikan motivasi kepada kaum perempuan untuk terus terlibat dalam politik praktis, sudah saatnya kaum perempaun terlibat langsung dalam politik. Kaum perempuan juga diharapkan mampu menentukan pilihannya. Menambah wawasan kaum perempuan dalam hal politik.</p> <p> </p> <p>Ketua ISKA Kabupaten Sintang Agrianus menyampaikan komitmen organisasinya untuk terus membangun sumber daya manusia di Kabupaten Sintang dengan terus menerus melaksanakan seminar-seminar, termasuk seminar tentang perempuan cerdas berpolitik.</p> <p>"Kaum perempuan kami anggap masih minim terlibat dalam politik praktis. Negara sudah memberikan peluang bagi kaum perempuan untuk terjun ke dunia politik dengan diwajibkannya syarat 30 persen calon legislatif harus perempuan.</p> <p>Dalam seminar sehari tersebut, para peserta seminar diberikan pencerahan oleh pengamat politik Sebastian Salang, Restu Hastari dari Keuskupan Agung Jakarta, Uskup Sintang Mgr. Agustinus Agus, Pr dan dr. Carolin Margaret Natasha.</p> <p> </p> <p> </p>