Milton: Program Keramba Ikan Jangan Hanya Proyek

×

Milton: Program Keramba Ikan Jangan Hanya Proyek

Sebarkan artikel ini

Pemerintah Kabupaten Sintang akan merubah pola program keramba tak hanya berdasarkan potensi ikan, tetapi juga potensi produksi dan potensi pasar. <p>Banyaknya kegagalan program keramba disebabkan keramba hanya kegiatan proyek. Bupati Sintang, Drs. Milton Crosby, M.Si mengungkapkan program keramba ada tiga yang menjadi pengembangan yaitu potensi ikan, potensi produksi dan potensi pasaran. "Banyak kegagalan keramba itu karena kegiatan cendrung ke proyek bukan karena manfaatnya," ujar Milton, Kamis (23/01/2013) usai melakukan panen ikan keramba, kelompok tani Dara Juanti di kelurahan Kapuas Kiri Hilir kecamatan Sintang. Menurutnya sejak 2012 pemerintah kabupaten Sintang sudah mulai melihat potensi sumber daya alam, produksi, dan pasar dalam mengembangkan keramba di Kabupaten Sintang. Selama ini sistem keramba dimana yang memiliki SDA itu yang kita berikan sebagai asas pemerataan. "Tapi ketika pemerataan belum tentu ada manfaatnya, bahkan hanya kegiatan proyek sebab sungai tak ada, kalaupun ada turun naik terlalu tinggi, dan masyarakat juga tak terlalu famliar terhadap keramba. Makanya kita rubah pola yang disesuaikan dengan kondisi alam dan masyarakatnya jangan hanya proyek,"jelas bupati. Selain itu dikatakannya, saat ini juga sudah harus ada perubahan padigma di masyarakat. Bila dulunya pemberian bantuan bibit ikan dan ternak hanya untuk memenuhi gizi kelurga, sekarang harus ada perubahan dan harus memiliki nilai ekonomi. "Artinya petani sekaligus pengusaha, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga harus bisa memperoduksi lebih untuk orang lain," ungkapnya. Pengembangan keramba juga dilakukan guna pemberdayaan dan pengembangan perekonomian masyarakat. Selain itu dari keramba dapat menciptakan lapangan kerja baru, dan tak kalah penting keramba turut serta memelihara lingkungan air. Kepala Dinas pertanian peternakan dan perikanan Kabupaten Sintang, Ir. Arbudin, M.Si, mengatakan kebijakan pertanian di Kabupaten Sintang dalam perikanan berdasarkan potensi wilayah. Dimana semua kecamatan memiliki potensi namun hanya ada tiga kelompokpetani ikan yang rutin melaporkan hasil panen sedangkan kelompok lain tak ada. "Tentu pola ini harus kita rubah, sehingga pemberian bantuan keramba tak berdasarkan potensi wilayah. Akan tetapi berdasarkan analisa potensi produksi dan juga pasaran," katanya. Dikatakan arabudin, pengubahan pola bantuan pengembangan keramba pada masyarakat didasarkan pada pengalaman yang ada. Dimana bantuan keramba yang diberikan tak berhasil dan hanya tinggal kerangka sedangkan ikan tak ada. "Seperti halnya kecamatan Ambalau kita bantu juga, tapi tinggal kerangkanya dan ini yang harus kita rubah," jelas Arbudin. Ia berharap akan ada analisa secara komperehensif, dimana wilayah sintang dibagi menjadi zona yang memiliki tingkat produksi tinggi. Artinya nanti diharapkan adanya kawasan inti produksi kawasan penyangga, dan kawasan pendukung. Sementara itu, ketua kelompok tani keramba Dara Juanti, Mursiani mengungkapkan kelompoknya akan tetap komitmen mengembangkan keramba yang sudah tiga kali panen ini, kendati baru namun ia menargetkan dengan 20 keramba yang dimiliki akan mampu menghasilkan ikan5- 6 ton sekali panen. "Hari ini kita panen sekitar 3ton jikan nila, dan usai dipanen kita taburkan benih ikan nila kembali sebanyak 15.800 ekor yang akan dipanen empat bulan ke depan" katanya.(ast)</p>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.