MPR-Kaltim Gelar Cerdas Cermat 4 Pilar

oleh
oleh

Majelis Permuswaratan Rakyat (MPR) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim akan menggelar Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang dimulai 27 April dan babak final pada 31 Maret 2014. <p style="text-align: justify;">"Dalam waktu dekat Event Orgineser dari Jakarta akan datang ke Kaltim untuk melihat perisiapannya, apabila mereka menilai sudah matang," maka kegiatan akan dipastikan sesuai jadwal yang sudah ditentukan itu," ujar Kepala Bidang Pembinaan SMP dan SMA Dinas Pendidikan Kaltim Asli Nuryadin di Samarinda, Selasa.<br /><br />Ia mengatakan, peserta dari kabupaten dan kota di Kaltim yang lolos mengikuti Cedas Cermat tingkat provinsi ini merupakan para siswa yang sebelumnya lulus verifikasi di kabupaten dan kota masing-masing.<br /><br />Setiap kelompok yang mengikuti lomba tersebut berjumlah 10 orang, terdiri delapan siswa dan dua guru pendamping. Mengenai total jumlah kelompok yang akan ikut belum diketahui karena masih proses pendataan oleh dinas pendidikan di kabupaten/kota.<br /><br />Siapapun yang berhasil menjadi juara pertama dalam ajang tersebut akan mengikuti lomba yang sama di tingkat nasional yang biasanya digelar pada Agustus, sedangkan semua peserta yang mendapat juara I hingga III akan mendapat uang pembinaan, piala, dan sertifikat.<br /><br />"Cerdas Cermat 4 Pilar ini merupakan agenda tetap MPR RI sehingga kelompok yang menjadi juara pertama di tingkat provinsi akan mewakili Kaltim untuk berlomba di tingkat nasional," kata Asli.<br /><br />Cerdas Cermat itu, kata dia, disebut 4 Pilar karena materi yang ditanyakan seputar empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni pengetahuan siswa tentang Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan tentang Bhineka Tunggal Ika.<br /><br />Latar belakang digelarnya cerdas cermat ini karena disadari bahwa masyarakat Indonesia sangat majemuk, yakni terdiri berbagai suku, bahasa, agama, dan kepercayaan sehingga Pancasila, UUD 1945, wawasan NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika harus dijadikan sebagai landasan kehidupan dalam membangun sinergi dan kesatuan bangsa.<br /><br />"Lomba tersebut juga merupakan salah satu media untuk memasyarakatkan dan membudayakan pentingnya penyelenggaraan kehidupan berkonstitusi, terutama melalui pemahaman aturan dasar bernegara," ujarnya.<br /><br />Peserta lomba juga bisa menjadikan kegiatan ini sebagai ajang belajar berpolitik, yakni terkait membuat dan mengesahkan undang-undang atau peraturan oleh MPR, apalagi pelajaran politik secara perlahan juga harus diberikan kepada siswa agar lebih paham system politik di Indonesia.<br /><br />Di samping pelajaran politik, lomba tersebut juga sangat bermanfaat bagi siswa untuk bekal hidup di masa mendatang, misalnya mengenai latihan berbicara di depan umum karena dalam kegiatan ini peserta harus menjawab beberapa pertanyaan disertai penjelasan yang logis. <strong>(das/ant)</strong></p>