Museum Balanga Kalteng Targetkan 15.000 Pengunjung

×

Museum Balanga Kalteng Targetkan 15.000 Pengunjung

Sebarkan artikel ini

Museum Balanga Provinsi Kalimantan Tengah menargetkan jumlah pengunjung mencapai 15.000 orang yang melihat berbagai koleksi sejarah masyarakat pada 2013. <p style="text-align: justify;">"Target ini dimungkinkan dilihat dari jumlah pengunjung tahun lalu naik signifikan dari 6.350 orang menjadi 11.000 orang," kata Kepala Seksi Penyajian Tata Pameran dan Pelayanan Museum Balanga Kalteng Yerson di Palangka Raya, Selasa.<br /><br />Kenaikan tersebut bukan tanpa usaha dan jerih payah yang dilakukan pihaknya untuk menjaring pengunjung lebih banyak datang ke tempat penyimpanan benda bersejarah dan filsofi budaya Dayak itu.<br /><br />Filosofi budaya Dayak belum terlalu dikenal baik masyarakat luar Kalteng juga yang berdomisili provinsi itu. Hal ini terbukti setelah mengunjungi museum baru mengetahuinya.<br /><br />"Karena inilah lay out yang dibuat mengenai etnografi, karena harus dimulai dari jati diri dulu, yang selama ini orang Dayak sendiri belum mengenal sejauh mana jati dirinya,"ucapnya.<br /><br />Upaya yang dilakukan salah satunya adalah membuat promosi dan baliho yang ditempatkan di lokasi strategis baik bandara maupun perbatasan luar Kota Palangka Raya.<br /><br />Selain itu juga lantaran adanya bantuan dana revitalisasi dari pusat sebesar Rp2,5 miliar pada 2011, yang dipergunakan untuk rehabilitasi fisik, administrasi, pengawasan dan perencanaan sehingga museum akan lebih menarik dan disenangi masyarakat.<br /><br />Kalau saja masyarakat bisa mendalami makna keberadaan museum, akan tertarik karena fungsi museum tidak ada sebagai tempat rekreasi tapi juga pendidikan dan penelitian.<br /><br />Dengan terpilihnya dia sebagai Duta Museum 2011, ia bertekad akan lebih mempromosikan keberadaan museum kepada masyarakat, agar ketertarikan warga di Bumi Tambun Bungai meningkat di masa mendatang.<br /><br />Selain itu juga memberi apresiasi kepada pemerintah daerah atas peran sertanya terhadap keberadaan museum ini, meski belum maksimal karena ia memahami program pemerintah masih terfokus pada program lainnya. <strong>(das/ant)</strong></p>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.