Musim Tanam Padi Mundur Pada September

oleh
oleh

Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Selatan Sriyono memperkirakan musim tanam padi di provinsi itu mundur dari biasanya pada Agustus hingga September atau Oktober. <p style="text-align: justify;">Sriyono di Banjarmasin, Minggu, mengatakan, kendati terjadi kemunduran musim tanam, produksi padi Kalsel selama 2011 relatif aman karena lahan sawah yang selama 2010 tidak bisa ditanam setelah tergenang air sepanjang tahun, sudah kembali produktif.<br /><br />"Dengan tibanya musim kemarau pada 2011 ini diharapkan beberapa daerah rawa seperti di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang pada 2010 lalu tidak bisa tanam padi, kini kembali bisa ditanami seperti biasanya," katanya.<br /><br />Sedangkan untuk sentra pertanian lain seperti Kabupaten Barito Kuala, kata dia, diupayakan untuk bisa panen padi dua kali melalui berbagai upaya antara lain pengendalian bibit, serta fasilitasi dan mekanisasi pertanian.<br /><br />Menurut Sriyono, dengan mekanisasi dan fasilitasi pertanian yang baik, peningkatan produktivitas padi bisa dilakukan terutama di beberapa daerah seperti Barito Kuala, Tanah Laut dan beberapa daerah lainnya.<br /><br />"Untuk itu kami terus memberikan berbagai bantuan berdasarkan kinerja kelompok tani," katanya.<br /><br />Dengan mulai produktifnya kembali lahan-lahan rawa yang sepanjang 2010 menjadi lahan tidur, maka pihaknya optimistis mampu meningkatkan produksi padi dari 1,8 juta ton menjadi 2,1 juta ton sebagaimana target yang ditetapkan nasional.<br /><br />Apalagi, kata dia, Dinas Pertanian Kalsel juga telah melakukan langkah antisipasi antara lain dengan memanfaatkan benih padi baru jenis Impara yang mampu bertahan pada genangan dan kekeringan.<br /><br />Menurut Sriyono, kalau hujan masih berlangsung hingga satu tahun kedepan, petani akan diminta untuk menanam padi impara yang tahan genangan, dengan demikian peristiwa yang terjadi pada 2010 dimana petani tidak bisa menanam, tidak terulang.<br /><br />"Saya berharap dengan adanya impara ini, beberapa petani di kabupaten yang lahan pertaniannya di lahan lebak atau gambut bisa tetap menanam padi," katanya.<br /><br />Beberapa daerah, kata dia, yang telah dilakukan uji coba dengan padi Impara tersebut dan ternyata cukup berhasil dengan produksi mencapai 8,6 ton/hektare atau jauh lebih baik dibanding padi ciherang dengan produksi 6 ton per hektare.<br /><br />Apalagi, kata dia, mendukung meningkatnya produksi padi tersebut telah diberikan bantuan benih langsung benih unggul (BLBU) dari pemerintah pusat untuk lahan seluas 120 ribu hektare.<br /><br />"Kami telah melakukan koordinasi dengan seluruh dinas kabupaten untuk melakukan langkah antisipasi tersebut, sehingga penurunan produksi pada pada 2010 tidak terjadi pada 2011," katanya.<br /><br />Penurunan produksi pada pada 2010, kata Sriyono, hingga kini masih berpengaruh terhadap penghimpunan beras petani Bulog Divisi Regional Kalsel yang masih jauh dari target.<br /><br />"Bulog menargetkan penghimpunan beras mencapai 25 ribu ton, namum hingga kini masih beberapa ribu ton saja, karena harga beras di pasaran masih lebih mahal dibanding harga pokok penjualan dari pemerintah," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>