Musyawaran Pimpinan Daerah (Muspida) Kota Balikpapan menggelar pertemuan dengan tokoh agama, adat, pemuda, dan organisasi massa, Selasa, untuk menyatukan tekad menjaga keamanan dan ketenteraman. <p style="text-align: justify;">"Ini untuk silaturahim dan juga menyatukan tekad agar apa yang terjadi di Kabupaten Kutai Barat tidak akan terjadi di sini," kata Wali Kota Rizal Effendi di depan 200-an hadirin yang hadir di Balaikota Balikpapan.<br /><br />Bagian dari Muspida dan hadir di acara itu juga Ketua DPRD Balikpapan Andi Burhanuddin Solong, Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono, Komandan Kodim 0905 Balikpapan Letnan Kolonel Dwi Hendro Sasongko, Komandan Pangkalan TNI AL Balikpapan Kolonel Laut IG Kompyang, dan Kepala Kejaksaan Negeri Balikpapan.<br /><br />Pertemuan yang akan dirutinkan sebulan sekali itu sedianya akan dilaksanakan Desember 2012, namun meledaknya kerusuhan di Barong Tongkok, Kutai Barat, 350 km timur laut Balikpapan membuat Muspida Balikpapan merasa perlu menyegerakan pertemuan tersebut.<br /><br />Sebagaimana diketahui, Barong Tongkok sepanjang akhir pekan lalu cukup mencekam karena kemarahan warga asli terhadap pendatang yang dipicu perkelahian di sebuah pompa bensin dalam antrean untuk mendapatkan BBM.<br /><br />Sejumlah rumah, toko, bahkan hingga pasar, dibakar. Namun kini kondisi di sana sudah kondusif dan warga sudah beraktivitas seperti biasa.<br /><br />"Kita perlu bertemu juga untuk menegaskan bahwa kota ini, Kota Balikpapan, adalah kota kita, milik kita, kubangun, kujaga, kubela, sehingga perbuatan anarkis seperti itu tidak akan bisa ditolerir," kata Tjutjup Suparna, Wali Kota Balikpapan dua periode di dekade 1990-an yang hadir sebagai tokoh masyarakat.<br /><br />Wali Kota juga mengingatkan agar masyarakat jangan mudah terpancing apa pun kabar-kabar yang tidak jelas dan tidak terkonfirmasi, apakah yang disebar lewat SMS (pesan singkat) di telepon genggam, atau blackberry messenger (BBM), facebook, twitter, atau media sosial lain.<br /><br />"Mari saling mengingatkan, kita jaga persatuan dan kesatuan. Ingatlah, bila sampai terjadi rusuh, misalnya, kita bisa saja dengan mudah saling memaafkan, tetapi dampak sosial dan ekonomi akan perlu waktu untuk bisa pulih. Belum lagi kita kehilangan kepercayaan apakah investor, apakah turis, yang seharusnya menggerakkan perekonomian kita, yang pergi karena peristiwa seperti di Kutai Barat tersebut," kata Jon Kilat, tokoh adat.<br /><br />Pada kesempatan itu juga Kepala Polisi Resort Balikpapan AKBP Sabar Supriyono minta para orangtua dan guru untuk lebih lagi mengawasi dan membimbing anak-anaknya, baik di rumah maupun di sekolah.<br /><br />"Kami menemukan anak-anak yang menyalahgunakan berbagai zat hanya untuk teler. Ada yang ngelem, beli lem khusus di toko bangunan lalu menghirup uapnya. Ada juga yang terlibat pencurian sepeda motor dengan alasan tidak ada angkutan umum ke sekolah, tidak ada yang mengantar. Mohon ini dipikirkan bersama," kata AKBP Supriyono.<br /><br />Kepala Polisi Balikpapan juga mengingatkan warga agar jangan lengah dan memberi kesempatan kepada tindak kejahatan.<br /><br />Di perumahan, ujarnya, hendaklah digiatkan ronda. Barang-barang elektronik seperti handphone dan laptop termasuk yang paling diincar dan paling sering hilang saat ini.<br /><br />"Bahkan dalam sehari sekurangnya terjadi satu kasus pencurian sepeda motor di Balikpapan," ungkap Kapolres.<br /><br />Sebagian kasus yang terungkap menyebutkan, motor-motor curian itu banyak dipakai di daerah perkebunan dan pertambangan di seluruh Kalimantan Timur.<br /><br />Dalam sesi dialog yang berlangsung satu jam, hampir seluruh warga dan tokoh yang hadir menyatakan tekad untuk menjaga ketenteraman dan keamanan Balikpapan dengan segala daya dan upaya sesuai dengan peran masing-masing.<br /><br />"Sesuai semboyan kota kita ini, Kubangun, Kujaga, Kubela," tegas Ahmad Syaifudin dari organisasi massa Garda Sikat Balikpapan.<strong> (das/ant)</strong></p>