Sejumlah Tokoh masyarakat, tokoh Agama dan Muspida kabupaten Sintang sepakat untuk tetap menjaga situasi kondusif Kabupaten Sintang dan selalu mengedepankan cara dialogis dalam menangani berbagai kasus, khususnya dalam menyikapi keberadaan Jemaah Ahmadiyah yang komunitas kecilnya juga terdeteksi ada di kabupaten Sintang, pasca peristiwa bentrok berdarah antara kelompok massa anti Ahmadiyah dengan Kelompok Ahmadiyah di Pendeglang Provinsi Banten pada Minggu (06/02/2011). <p style="text-align: justify;">Kesepakatan tersebut tergambar dalam acara yang digelar oleh Mapolres Sintang, Selasa (08/02/2011) sebagai langkah antisipasi agar peristiwa yang terjadi di Pandeglang tidak berefek juga di Kabupaten Sintang.<br /><br />"Tujuannya hanya untuk sharing pendapat serta mencari masukan dari berbagai pihak tentang keberadaan Jemaah Ahmadiyah di Kabupaten Sintang, sekaligus mengajak semua pihak untuk tetap menjaga stabilitas yang sudah lama kondusif dan mengedepankan dialog dalam menangani masalah,"ungkap Kapolres mengawali sambutannya dalam pertemuan di Aula Mapolres Sintang.<br /><br />Tokoh masyarakat dan agama yang hadir juga sepakat dengan pernyataan Kapolres. Ketua MUI Kabupaten Sintang H.Niam Husni mengungkapkan sampai dengan hari ini, situasi keamanan kabupaten Sintang tetap terjaga, meskipun di Kabupaten Sintang terdapat komunitas kecil Ahmadiyah.<br /><br />"Pasca peristiwa Pandeglang, MUI Kabupaten Sintang terus memantau komunitas tersebut yang terdapat di Kecamatan tempunak," katanya.<br /><br />Pihaknya, tetap mengedepankan ajakan dialog kepada komunitas Ahmadiyah meskipun kelompok tersebut bersikukuh mempertahankan keyakinannya. Sementara itu, tokoh masyarakat lainnya H.Junaidi mengungkapkan jika perkembangan komunitas Ahmadiyah dikabupaten Sintang sekarang tidak hanya terpusat disatu tempat saja.<br /><br />"Kelompok ini sekarang sudah menyebar keluar dari kelompoknya. Saya mendapat informasi ternyata kelompok ini sudah ada di Baning serta Sungai Ringin," ungkap H.Junaidi.<br /><br />Sedangkan H.Rahman, meminta kepada institusi terkait untuk melakukan pendataan terhadap komunitas Ahmadiyah yang ada di kabupaten Sintang.<br /><br />"Dengan adanya data tersebut, kita akan dapat mengetahui perkembangan komunitas ini dari waktu ke waktu," jelasnya.<br /><br />Selain itu dirinya juga meminta agar setiap perkembangan yang diperoleh untuk dibawa kedalam rapat koordinasi antar insitusi, sehingga situasi dapat terus dimonitor dan sebagai langkah upaya guna menghindari hal-hal yang tidak di inginkan yang mengganggu stabilitas keamanan daerah.<br /><br />Sementara itu H.Dharma Setiawan, meminta agar pertemuan yang penting ini terus dapat dilanjutkan tidak hanya sebatas pada saat satu peristiwa yang menimpa Jemaah Ahmadiyah seperti yang terjadi di Pandeglang hari Minggu lalu. Dirinya juga mengusulkan agar pihak Ahmadiyah juga diundang untuk pertemuan selanjutnya.<br /><br />"Ada baiknya yang bersangkutan juga turut diundang," pintanya.<br /><br />Kapolres Sintang AKBP Drs.Firly R.Samosir atas semua pendapat tersebut menyatakan jika pihak keamanan akan merespon setiap masukan yang disampaikan. Menurutnya, hal yang terpenting dari semua itu adalah agar setiap persoalan yang berkembang dapat dibawa kepada forum dialog dan bukan dengan cara-cara yang tidak terhormat.<br /><br />"Kita bisa sampaikan kepada yang berwenang, baik itu Camat, lurah atau kades termasuk juga RT dan mereka melaporkan hal tersebut ke Polisi terdekat untuk kita dapat mengantisipasinya," pungkasnya.<br /><br />Keberadaan Jemaah Ahmadiyah di Kabupaten Sintang, diketahui sudah ada sejak tahun 2005. Hingga saat ini diperoleh kabar jika komunitas ini sudah berkembang yang semula tercatat 12 KK (sekitar 53 orang) sekarang menjadi 25 KK. <strong>(*)</strong></p>