Ratusan nelayan di Pulau Sembilan Kotabaru Kalimantan Selatan, hingga saat ini masih mengalami kesulitan mendapatkan solar untuk bahan bakar kapal tangkapnya. <p style="text-align: justify;">Kepala Desa Tanjung Nyiur Pulau Sembilan M Yahya Kaco, Senin mengatakan, hingga saat ini belum ada agen atau pengusaha yang secara resmi melayani kebutuhan solar untuk nelayan di Pulau Sembilan.<br /><br />"Solar yang beredar di masyarakat selama ini dipasok oleh warga melalui kapal perintis yang membuka rute pelayaran di pulau-pulau kecil," katanya.<br /><br />Sementara solar yang diangkut dengan kapal perintis juga sangat terbatas, belum mampu memenuhi kebutuhan para nelayan di Pulau Sembilan.<br /><br />"Jumlah nelayan di Pulau Sembilan sekitar 500 orang, dan rata-rata setiap nelayan memerlukan sekitar 20 liter solar per hari," ujarnya.<br /><br />Akibat sulitnya mendapatkan solar, menyebabkan harga solar naik hingga Rp8.000 per liter.<br /><br />Mending jika barangnya tersedia, namun apabila kosong nelayan terpaksa beristirahat.<br /><br />Yahya mengemukakan, untuk membantu nelayan tersebut, Camat Pulau Sembilan dan unsur Muspika berencana mengusulkan ke PT Pertamina dan berkoordinasi dengan DPRD Kotabaru serta instansi terkait lainnya.<br /><br />"Tujuannya, agar ada distribusi BBM solar ke Pulau Sembilan secara resmi dan rutin 10.000 liter setiap 15 hari sekali, selain itu harganya juga bisa lebih murah," katanya.<br /><br />Menurut Yahya, apabila BBM solar selalu tersedia dengan harga murah, nelayan di Pulau Sembilan tidak akan beristirahat karena tidak mendapatkan BBM.<br /><br />Sementara itu, Desa Tanjung Nyiur memiliki penduduk sekitar 1.989 jiwa, lebih dari 90 persen berprofesi sebagai nelayan tangkap, dan sangat tergantung dengan kondisi cuaca laut. <strong>(phs/Ant)</strong></p>