Nelayan Tradisional Mulai Beralih Profesi Mencari Kerang

oleh
oleh

Sebagian nelayan tradisional di Kecamatan Pulau Laut Timur, Kotabaru, Kalimantan Selatan, mulai beralih profesi dari menangkap ikan menjadi mencari kerang darah (Anadara Granosa), karena hasil tangkapan ikan minim. <p style="text-align: justify;">Seorang nelayan, Bahrudin, Sabtu, mengaku akhir-akhir hasil tangkapan ikannya menurun drastis dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.<br /><br />"Kami semua tidak tahu, apa penyebab minimnya hasil tangkapan di laut," keluhnya.<br /><br />Yang pasti, ujarnya, sebelumnya, hasil tangkapan ikan sehari cukup untuk biaya hidup lebih lima hari terlebih saat musim kena "musim ikan".<br /><br />Namun belakangan ini, menangkap ikan sehari, hasilnya hanya cukup untuk biaya hidup sehari, bahkan terkadang hasilnya tidak cukup untuk menutupi biaya operasional atau untuk membeli BBM solar.<br /><br />Meski penghasilan terus merosot, nelayan tidak patah semangat, karena sebagian di pesisir pantai Pulau Laut Timur ditemukan banyak kerang, atau kerang darah (Anadara granosa).<br /><br />Dalam satu hari, terang bapak satu anak itu, dirinya bisa mendapatkan tiga karung kerang, atau sekitar 90 kg kerang.<br /><br />Kerang-kerang tersebut, dijualnya di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu dengan harga rata-rata kisaran Rp700 per kg.<br /><br />"Namun apabila malas mencari, kami hanya mendapatkan sekitar 30-40 kg sehari," ujarnya.<br /><br />Bagi nelayan yang memiliki modal besar, kerang-kerang tersebut dikupas terlebih dahulu dan dikumpulkan hingga tiga hari baru dijual.<br /><br />"Harganya jauh lebih mahal, dibandingkan dengan dijual mentah," imbuhnya.<br /><br />Namun bagi nelayan biasa, seperti Bahrudin, hal itu tidak bisa dilakukan, karena didesak oleh kebutuhan hidup yang semakin hari semakin besar.<br /><br />Ia mengaku, jika memiliki modal akan mengumpulkan kerang hingga beberapa hari baru dijual.<br /><br />Kondisi sama juga dirasakan oleh banyak keluarga nelayan yang kurang mampu di Desa Teluk Gosong dan sekitarnya.<br /><br />Mereka mengharap, adanya pinjaman modal dari pengusaha, namun hal itu tidak pernah kunjung datang.<br /><br />Akibat tidak ada yang menaruh belas kasihan dan tidak ada yang peduli tersebut, nelayan seperti Bahrudin hanya mampu mencari kerang sehari hanya untuk makan sehari.<br /><br />Sebelumnya, Sekretaris Fraksi Amanat Pembangunan DPRD Kotabaru, H Genta Kusan, beberapa waktu lalu, mengatakan, nelayan tradisional di Teluk Gosong resah karena alat tangkap mereka yang berupa pancing kepiting sering rusak dan hilang akibat ditabrak kapal nelayan lampara dasar.<br /><br />"Biasanya pancing-pancing kepiting yang dipasang tidak pernah rusak atau hilang. tetapi sejak nelayan yang menggunakan lampara dasar beroperasi di wilayah itu, alat tangkap nelayan banyak yang rusak karena ditabrak kapal," kata Genta.<br /><br />Mereka berharap Dinas Kelautan dan Perikanan melarang kapal lampara dasar beroperasi di wilayah tangkap nelayan tradisional.<br /><br />Karena semua jenis ikan termasuk kepiting akan masuk ke dalam jaring lampara dasar, maka nelayan tradisional yang mengandalkan alat pancing tidak mendapatkan ikan/kepiting.<br /><br />Selain penghasilannya menurun, maka banyak alat tangkap mereka juga hilang dan rusak ditabrak kapal lampara dasar, ujar dia. <strong>(phs/Ant)</strong></p>