Nilai Ekspor Karet Kalsel Naik 226 Persen

oleh
oleh

Nilai ekspor karet selama 2010 naik tajam dari 38,1 juta dolar AS menjadi 124,6 juta dolar AS atau naik hingga 226 persen lebih. <p style="text-align: justify;">Plt Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel Gusti Yasni Iqbal di Banjarmasin, Kamis (06/01/2011), mengatakan, peningkatan nilai ekspor terjadi karena harga karet alam dunia juga meningkat. <br /><br />"Saat ini harga karet dunia cukup mahal sehingga wajar bila nilai ekspor juga naik cukup tinggi," katanya. <br /><br />Selain itu tambah dia, produksi karet juga meningkat tajam dari 26,4 ribu ton menjadi 45,1 ribu ton atau naik hingga 71 persen. <br /><br />Kepala Dinas Perkebunan Kalsel Haryono di Banjarmasin mengatakan, harga karet saat ini merupakan harga tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. <br /><br />"Sepanjang saya menjabat sebagai Kepala Dinas Perkebunan, baru ini harga karet kualitas terbaik mencapai Rp18 ribu-Rp20 ribu per kilogram," katanya. <br /><br />Sebelumnya, kata dia, harga karet hanya berkisar Rp8 ribu per kilogram atau sekitar 40 sen dolar. <br /><br />Melonjaknya harga karet tambah dia, salah satunya didorong mulai membaiknya ekonomi dunia dan bangkitnya industri otomotif di beberapa negara. <br /><br />Menurut Haryono, pada saat krisis keuangan pertengahan 2008, banyak industri otomotif khususnya industri ban yang tutup, sehingga berdampak pada jatuhnya harga karet. <br /><br />Pada saat itu, karet hampir tidak ada harganya, sehingga banyak petani yang gulung tikar karena tidak menyadap. <br /><br />Saat ini, tambah Haryono, yang terjadi sebaliknya, justru karet mengalami masa kejayaannya seiring dengan tumbuhnya sektor industri ban dan industri lain yang berbahan baku karet. <br /><br />Membaiknya harga berbagai komoditas pertanian tersebut juga mendorong kesejahteraan petani. <br /><br />Pada Desember 2010, nilai tukar petani Provinsi Kalimantan Selatan tercatat 108,07 atau naik 0,04 persen dibandingkan pada Nopember 2010 yang mencapai angka 108,03. <br /><br />Kepala BPS Kalsel Bambang Pramono mengatakan, dari 32 provinsi yang dilaporkan pada Desember 2010, 13 Provinsi mengalami kenaikan dan 19 Provinsi mengalami penurunan Nilai Tukar Petani (NTP). <br /><br />Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar 0,67 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Maluku sebesar -1,01 persen, tambahnya. <br /><br />Angka NTP tersebut diperoleh dari rasio antara Indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh petani (Ib). <br /><br />Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember 2010, indeks harga yang diterima petani (It) Naik 1,29 persen dibandingkan dengan It Nopember 2010, yaitu dari 136,78 menjadi 138,55. <strong>(phs/Ant)</strong></p>