Nilai Kemanusiaan Pancasila: Belajar Bersama Film Squid Game

- Jurnalis

Jumat, 18 Juli 2025 - 21:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Ellya Adha Saputri

Nilai dalam Pancasila terutama pada sila kedua; Kemanusiaan yang adil dan beradab, berfungsi sebagai landasan penting untuk keadilan, empati, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Nilai ini mengajarkan kita untuk tidak memandang latar belakang, suku, agama, atau status sosial; semua berhak diperlakukan dengan bermartabat dan hormat.

Tapi… apakah belajar tentang kemanusiaan harus selalu dari buku atau teori? Tentu saja tidak. Terkadang, kita bisa merasakan dan memahaminya lebih dalam melalui sesuatu yang sederhana seperti menonton film.
Sudah dengar? Film Squid Game Season 3 yang tayang di Netflix.
Season ini masih penuh ketegangan dan momen mencekam, namun ada suatu hal yang lebih menonjol, yaitu nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang di muat.
Ini bukan hanya tentang permainan kejam yang dibuat untuk hiburan para VIP. Squid Game S3 menyampaikan pesan tentang keadilan, pilihan hidup, dan empati antarmanusia.
Saya Ellya Adha Saputri, Mahasiswa Politeknik Hasnur, ingin mengajak kalian untuk mencermati film ini lebih dalam. Mari belajar Bersama 6 adegan dari Squid Game Season 3  yang telah saya analisis dengan saksama.
1. Cho Hyun-Ju dan Jang Geum Ja Membantu Kim Jun-Hee Berjalan
Saat bermain petak umpat di Episode 2, Jun-Hee terlihat kesulitan berjalan. Cho Hyun-Ju dan Jang Geum Ja membantunya untuk terus berjalan.
2. Jang Geum Ja Mengorbankan Putranya Sendiri untuk Menyelamatkan Bayi
Park Yong Sik bermain untuk Tim Merah mencoba menghabisi bayi Jun-Hee untuk memenangkan tantangan petak umpat. Namun, Geum Ja (Ibu Yong Sik) tak tahan melihat kekejaman tersebut. Ia membunuh Park Yong Sik dari belakang menggunakan tusuk rambutnya  yang tajam untuk melindungi bayi tersebut.
3. Jang Geum Ja Masih Percaya Gi-hun Adalah Orang Baik
Setelah pemberontakan yang dipimpinnya pada Squid Game Season 2  , kini banyak yang beranggapan jika Gi-hun berbahaya. Ia menyalahkan diri sendiri atas kematian rekan-rekannya selama pemberontakan. Namun, Geum Ja tetap percaya padanya. Ia mengatakan bahwa Gi-hun adalah orang baik dan menasihatinya untuk berhenti menyalahkan diri sendiri.
4. Gi-hun Membantu Menggendong Bayi Saat Lompat Tali
Pada Episode 4, Gi-hun membantu Jun-Hee dengan menggendong bayinya melewati rintangan lompat tali. Ia juga berniat kembali menjemput Jun-Hee agar mereka bisa tetap hidup.
6. Guard 011 Ingin Pemain 246 Tetap Hidup
Kang No-eul (Guard 011) menyaksikan Park Gyeong Seok tertembak pingsan di salah satu permainan. Ia membantu mengangkut peti Park Gyeong Seok ke ruang operasi bawah tanah bersama Guard lainnya. Guard 011 membunuh semua penjaga dan memaksa dokter bedah untuk menyelamatkan nyawa Park Gyeong Seok, karena ia tahu bahwa ada seorang putri kecil yang menunggu Park Gyeong Seok di rumah sakit.
7. Pengorbanan Terakhir Gi-hun untuk Seorang Bayi
Dalam permainan “Sky” di Episode 6, Gi-hun dihadapkan pada pilihan yang sulit. embunuh bayi atau membiarkannya mati. Namun, ia memilih opsi lain. Ia dengan lembut meletakkan bayi itu di atas tanah. Gi-hun melihat ke arah kaca dua arah para VIP, dan berkata,
“Kami bukan kuda. Kami manusia. Manusia adalah…”
Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, ia melompat dari tebing.
Meskipun kata-kata terakhirnya belum selesai, tapi pesannya sangat jelas: manusia tidak boleh diperlakukan seperti binatang untuk hiburan orang kaya. Kematian Gi-hun mengirimkan pesan bahwa seorang pahlawan dapat dikorbankan ketika tak seorang pun bersedia berhenti dan memikirkan kembali situasinya.
Kematiannya dalam adegan ini adalah salah satu momen paling mengejutkan. Saya sendiri tidak pernah menduganya saat menonton. Film ini memberi kita pesan-pesan mendalam. Mengingatkan kita untuk senantiasa menjunjung tinggi kemanusiaan, rasa hormat, dan keadilan demi terciptanya keharmonisan di antara kita.

Berita Terkait

Menganalisis Kematian Dini Startup:
Branding dan Customer Experience untuk Memenangkan Persaingan Bisnis
Membangun Jiwa Wirausaha Islami di Era Digital
Kewirausahaan Berbasis Syariah: Membangun Usaha yang Berkah dan Berkelanjutan
Keadilan yang Tergadai: Jika Si Kaya Bisa ‘Membeli’ KIP, Kewirausahaan Adalah Senjata Kami yang Tak Punya Ordal.
Kewirausahaan Halal: Membangun Bisnis yang Sesuai dengan Syariat Islam
Adaptasi atau Tenggelam: Peran Inovasi di Era Persaingan Global
Sociopreneurship: Bisnis yang Mengubah Dunia

Berita Terkait

Kamis, 20 November 2025 - 18:47 WIB

Menganalisis Kematian Dini Startup:

Rabu, 19 November 2025 - 12:34 WIB

Branding dan Customer Experience untuk Memenangkan Persaingan Bisnis

Rabu, 19 November 2025 - 12:14 WIB

Membangun Jiwa Wirausaha Islami di Era Digital

Senin, 17 November 2025 - 16:02 WIB

Kewirausahaan Berbasis Syariah: Membangun Usaha yang Berkah dan Berkelanjutan

Senin, 17 November 2025 - 15:54 WIB

Keadilan yang Tergadai: Jika Si Kaya Bisa ‘Membeli’ KIP, Kewirausahaan Adalah Senjata Kami yang Tak Punya Ordal.

Berita Terbaru