Mulai beringasnya orangutan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diduga karena satwa itu kelaparan akibat habitatnya rusak sehingga buah-buahan makanan mereka makin sulit didapat. <p style="text-align: justify;">"Sifat asli orangutan itu sebenarnya pemalu. Kalau melihat manusia biasanya orangutan akan lari. Tapi sekarang habitatnya rusak sehingga membuat mereka beringas, bahkan menyerang karena mereka kelaparan," kata Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng wilayah Sampit, Muriansyah di Sampit, Senin.<br /><br />Orangutan biasanya memakan buah-buahan seperti rambutan, cempedak dan buah lainnya yang selama ini sangat mudah didapat di hutan. Kini habitat orangutan mulai tergusur seiring makin maraknya pembukaan hutan untuk pertambangan, perkebunan kelapa sawit atau akibat kebakaran lahan.<br /><br />Kondisi ini memaksa orangutan mencari makanan di luar habitat mereka. Tidak heran jika sekarang makin sering terjadi perusakan kebun warga oleh orangutan yang sedang kelaparan, seperti yang terjadi di Desa Cempaka Mulia Barat , beberapa hari terakhir.<br /><br />"Orangutan mencabut kelapa sawit itu untuk memakan humbut bagian dalam batang. Sehari, mereka bisa menghabiskan 40 batang. Di beberapa lokasi, orangutan ada yang tidak hanya memakan karet, tetapi juga kulit pohon karet karena mereka kelaparan," sambung Muriansyah.<br /><br />Disinggung soal penemuan orangutan yang mati dengan 40 peluru bekas tembakan di Barunang Miri, Muriansyah mengatakan masalah itu langsung ditangani BKSDA Kalteng yang mengirimkan tim dari Palangka Raya.<br /><br />Kasus itu sebelumnya dilaporkan oleh pihak perusahaan karena penemuan bangkai orangutan itu di areal perkebunan mereka. Selanjutnya perusahaan bersama tim dari BKSDA Kalteng turun ke lokasi.<br /><br />Muriansyah mengakui, pihaknya sering kesulitan menangkap dan mengevakuasi orangutan dalam waktu cepat karena peralatan untuk tindakan tersebut disimpan di kantor mereka di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat.<br /><br />Dia meminta masyarakat tidak membunuh orangutan. Jika melihat ada satwa dilindungi tersebut, masyarakat diminta melaporkannya ke BKSDA. Jika ingin mengusir orangutan maka tidak boleh menggunakan senjata tajam atau benda yang bisa mematikan, tetapi cukup menggunakan bunyi-bunyian keras untuk mengagetkan orangutan agar menjauh. (das/ant)</p>