Pakar Otonomi Daerah yang juga peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Siti Zuhro mengajukan pertanyaan bagaimana upaya dari para kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat dalam mengatasi masalah air bersih di daerah tersebut. <p style="text-align: justify;">"Pontianak kota yang indah, banyak sungainya, sampai-sampai dapat julukan provinsi 1.000 sungai. Tetapi yang menjadi pertanyaan, bagaimana aksesibilitas air untuk konsumsi rumah tangga? Apakah permasalahan air ini tidak menjadi isu krusial?" kata Siti Zuhro saat menjadi panelis dalam debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar periode 2013-2018 di Pontianak, Kamis malam.<br /><br />Ia menyatakan, pertanyaan itu diajukan untuk empat pasangan kandidat.<br /><br />Pasangan nomor urut tiga, Morkes Effendi-Burhanuddin A Rasyid yang mendapat kesempatan pertama menjawab pertanyaan itu menyatakan mereka akan melakukan survei pemetaan potensi sumber air bersih yang ada di Kalbar.<br /><br />Menurut Morkes, persoalan air bersih menjadi salah satu isu penting dalam tujuan pembangunan milenium yang harus ditangani dengan baik hingga 2015 mendatang.<br /><br />Sementara pasangan nomor urut empat, Abang Tambul Husein – Barnabas Simin menyatakan beberapa kabupaten di Kalbar berada di Sungai Kapuas dan menggunakan sumber air dari sungai tersebut.<br /><br />Tambul menilai, masalah air di Kota Pontianak tidak terlepas dari kesalahan pembangunan atau penataan kota itu. "Kesalahan fatal kota Pontianak yang terus membangun justru mendekati air asin," kata Tambul Husein. Ia mengatakan jika terpilih menjadi gubernur maka akan mengajak Wali Kota Pontianak untuk meninjau tata ruang kota tersebut.<br /><br />Sementara pasangan incumbent Cornelis – Christiandy Sanjaya, menyatakan langkah pihaknya memimpin Kalbar selama lima tahun termasuk dalam mengatasi masalah air bersih kini dibantu pemerintah pusat.<br /><br />Pemprov Kalbar sudah membentuk Dewan Air dan menjangkau desa-desa yang mengalami kesulitan air bersih. "Kebijakan terobosan Kota Pontianak adalah sudah bekerja sama dengan luar negeri. Saya lupa nilainya, tapi yang jelas kerja sama di atas Rp20 miliar," kata Cornelis.<br /><br />Sedangkan pasangan nomor urut dua yang mendapatkan kesempatan terakhir untuk menjawab, mengatakan mereka sudah berkeliling Kalbar dan melihat kondisi air bersih yang ada. "Saya sudah keliling beberapa daerah, persoalannya menyangkut komitmen pemimpin daerahnya," kata Armyn Alianyang.<br /><br />Pernyataannya itu dilanjutkan oleh pasangannya, Fathan A Rasyid, bahwa sumber air di Kalbar sudah rusak. Pasangan ini berjanji akan mengamankan sumber air yang ada, dengan membangun embung-embung atau tangki penyimpan air hujan. "Apalagi intensitas curah hujan di Kalbar cukup tinggi, sampai 3.000 mililiter," katanya.<br /><br />Embung itu difokuskan dibangun di desa-desa untuk menampung air hujan, kata Fathan.<br /><br />Sementara saat debat, calon nomor urut empat, Abang Tambul Husein mengatakan solusi yang disampaikan pasangan nomor urut dua tersebut justru membuat permasalahan air bersih di Kalbar dari kondisi yang jelek menjadi semakin jelek. "Saya kira ini lari dari yang jelek ke yang terjelek. Karena apa, ambil air di sungai tak bayar, tetapi malah disiapkan tangki yang mahal dan harus bayar. Bagaimana menyiapkan air jadi mahal dan sulit," kata Tambul yang juga mantan Bupati Kapuas Hulu.<br /><br />Fathan menjawab pertanyaan tersebut dengan mengatakan yang dimaksudkan pasangan itu adalah membuat penampung air hujan, karena curah hujan tinggi di atas 3.000 mililiter, jadi bukan sekadar tangki. "Ini untuk mengurangi banjir pada musim hujan, memanfaatkan air hujan dan menjaga musim kemarau. Ini juga bermanfaat untuk ikan-ikan," kata mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalbar itu.<br /><br />Debat kandidat calon gubernur Kalbar berlangsung sekitar 1,5 jam disaksikan ratusan simpatisan dan pendukung empat pasangan tersebut dan disiarkan secara langsung oleh Metro TV. <strong>(phs/Ant)</strong></p>