Pameran Batik Harus Lebih Sering

oleh
oleh

Jika mau batik semakin dikenal di tingkat nasional apalagi internasional, pemerintah seharusnya semakin banyak memotori pameran batik. Akan lebih mantap lagi jika peserta cuma dikenakan sedikit biaya pameran. <p style="text-align: justify;"><br />"Pemerintah diharapkan bisa membantu promosi batik dengan mengadakan pameran rutin. Dengan demikian batik kan akan lebih dikenal oleh masyarakat,"kata perajin batik asal Pekalongan, Farisi (56), di Jakarta, Kamis. Dia salah seorang perajin batik peserta World Batik Summit 2011.<br /><br />Dia mengatakan selama ini perajin batik terkendala strategi pemasaran batik karena kurang relasi. "Kami akui pemasarannya masih lemah. Pembelinya juga lebih banyak wisatawan yang datang ke Pekalongan," jelas dia.<br /><br />Untuk pameran sendiri, lanjutnya, ia mengharapkan tidak dikenakan biaya karena besarnya biaya akomodasi dan transportasi yang harus dikeluarkan.<br /><br />"Semakin banyak usaha kecil menengah batik yang hidup, semakin banyak tenaga kerja terserap. Karena untuk satu kain saja bisa melibatkan lebih dari sepuluh orang mulai dari pencelupan, pembuatan pola hingga pewarnaan," tukas dia.<br /><br />Perajin batik lainnya, Eko (34), juga mengungkapkan hal senada. Eko mengatakan pemasaran menjadi kendala utama bagi pengrajin.<br /><br />"Kalau hanya untuk membuat batik, dipastikan berapapun banyaknya semua pengrajin bisa melakukannya. Tetapi yang menjadi kendala adalah pemasarannya. Bagaimana batik ini bisa laku dijual," jelas Eko yang berasal dari Yogyakarta ini.<br /><br />World Batik Summit dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (28/9). Pameran ini bertujuan untuk membangun antusiasme batik internasional dan terbentuknya suatu forum bagi pengrajin batik dan industri batik di seluruh dunia.<br /><br />Dalam pameran tersebut juga ditampilkan batik dari seluruh Nusantara. Batik tak hanya ditampilkan dalam bentuk pakaian tetapi juga kendaraan seperti motor dan mobil.<br /><br />Batik Indonesia pada 2 Oktober 2009 secara resmi diakui warisan budaya dunia oleh badan PBB untuk pendidikan, imu dan budaya (UNESCO). Pemerintah bertekad untuk terus melakukan promosi terhadap batik, sehingga nantinya Indonesia dikenal sebagai tempat asal batik. <strong>(phs/Ant)</strong></p>