PARLEMEN – Legislator Aceh Perlu Lebih Memahami Otonomi

×

PARLEMEN – Legislator Aceh Perlu Lebih Memahami Otonomi

Sebarkan artikel ini

Sosiolog Universitas Nasional Nia Elvina berpendapat anggota DPRD Aceh perlu lebih memahami makna otonomi daerah sehingga tidak menimbulkan hal yang dianggap bisa mengganggu harmoni. <p style="text-align: justify;">"Karena otonomi daerah yang negara kita terapkan memang merupakan salah satu bentuk representasi pelaksanaan demokrasi Pancasila," katanya di Jakarta, Rabu.</p> <p style="text-align: justify;">Memberikan ulasan mengenai DPRD yang mengesahkan bendera Provinsi Aceh yang kini menimbulkan kontroversi karena mirip simbol Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dia mengatakan bahwa dalam kasus tersebut legislatif dinilai tidak paham makna otonomi daerah.</p> <p style="text-align: justify;">Artinya, kata dia, ketika diberikan otonomi, daerah akan bertindak sendiri, melaksanakan sendiri apa yang dianggap penting bagi lingkungannya sendiri.</p> <p style="text-align: justify;">Dalam perspektif sosiologis, kata dia, ketika negara atau pusat memberikan kepercayaan kepada daerah, daerah-daerah ini akan banyak muncul inisiatif untuk mengembangkan daerahnya atau dengan kata lain semakin cepat pencapaian keadilan dan kesejahteraan rakyatnya.</p> <p style="text-align: justify;">"Nah, dalam kasus legalisasi oleh anggota-anggota DPRD Aceh mengesahkan bendera itu apa masuk dalam kategori penting untuk daerah Aceh," katanya.</p> <p style="text-align: justify;">Ia mempertanyakan untuk apa negara membayar orang-orang yang duduk di DPRD yang mempunyai kualitas dan kapabilitas semacam itu, yakni belum bisa membedakan mana yang penting dan sangat tidak penting dan bertentangan dengan konstitusi negara.</p> <p style="text-align: justify;">"Saya pikir masyarakat Aceh jangan lagi mengirim wakil-wakil dewan daerah yang dengan kredibilitas dan kualitas seperti itu," kata Sekretaris Program Sosiologi Unas itu.</p> <p style="text-align: justify;">Lebih lanjut dia menekankan,"Jika tidak, negara ini akan semakin terperosok pada kemunduran, bukan tidak mungkin akan mengalami disintegrasi yang tajam yang pada akhirnya Indonesia tidak akan kekal," tambah Nia Elvina. <strong>(phs/Ant)</strong></p>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.