Patah Kaki, Evi Kerjakan Soal UN Dari Kamar Rumahnya

oleh
oleh

Evi, siswa kelas IX SMP Panca setya Sintang terpaksa harus mengerjakan soal-soal ujian nasional dari kamar rumahnya di daerah Jerora I kelurahan Tanjung Puri Sintang. <p style="text-align: justify;">Ia tidak bia pergi ke kesekolah, lantaran kakinya patah dalam sebuah laka lantas dua bulan lalu. Meski harus mengerjakan soal ujian dari kamar tidurnya, Evi tetap mendapatkan perlakuan yang sama. <br /><br /> “Evi tetap kami perlakukan ama denganp peserta ujian lainnya. Soal untuk Evi pun kami buka di sekolahan terlebih dahulu, sebelum diantar ke Evi. Hanya bedanya Evi di rumah, sementara teman-temannya di sekolah,” terang Sulistio, Kepala Sekolah SMP Panca Setya, Sintang pada Senin (23/04/2012) pagi tadi.<br /><br />Lantaran mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kakinya patah, selama kurang lebihh dua bulan hingga pelaksanaan ujian nasional, Evi lebih banyak belajar sendiri di rumah. Meski lama tidak mengikuti proses belajar di sekolah anak ketiga pasangan Lie Mio Kong(47) dan Yanti (42), tetap optimis dirinya lulus Ujian Nasional.<br /><br />“Saya yakin bisa lulus, karena saya selalu belajar, walaupun belajarnya hanya dengan buku yang seadanya tapi saya tetap yakin bisa lulus,” yakin Evi saat dikunjungi di rumahnya. <br />Semangat Evi untuk tetap mengikuti ujian dan bisa lulus memang tak lepas dari peran orang tuanya. Setiap hari, kedua orang tua Evi selalu mengingatkannya agar anaknya selalu belajar dan tidak lupa selalu berdo`a kepada Tuhan yang maha kuasa.<br /><br />Ditempat terpisah, kepala Dinas Pendidikan Sintang Y.A.T Lukman Riberu di dampingi sekretaris komisi C DPRD Sintang Terry Ibrahim tengah meninjau pelaksanaan ujian di sejumlah sekolah. Di SMP Panca Setya Sintang, jumlah siswa yang mengikuti UAN sebanyak 55 orang. satu dari siswa yaitu Evi tidak bisa menerjakan soal UN di sekolah. <br /><br />“Tidak ada masalah, kalau memang siswa tersebut berhalangan untuk ke sekolah, maka siswa itu bisa mengerjakan soal di rumahnya. Ttapi tetap dilakukan pengawasan,”ujarnya.<br />Selain di SMP Panca Setia, kadis dan rombongan juga meninjau pelaksanaan UN di SMP Muhamadiyah. Dari 47 siswa yang seharusnya mengikuti UN, satu siswa memilih mengundurkan diri dan tidak lagi sekolah. <br />“Ada satu siswa yang mengundurkan diri dan tidak mau sekolah lagi,”ujar Watijah, kepala SMP Muhamadiyah Sintang.<br /><br />Sementara di MTS Negeri Sintang, ada sekitar 146 siswa dari 4 MTS yang mengikuti pelaksanaan UN. Masing-masing MTS Sabilal Mutaqin, MTS Mujahidin, MTS Al Ma’arif dan MTS Miftahul Huda.”Sebenarnya ada 147 siswa, tapi satu siswa atas nama Totok Iswanto mengundurkan diri karena alasan ekonomi,”ungkap Turmuzi, kepala MTS negeri Sintang. <br /><br />Lebih lanjut, dijelaskan oleh Hermin, waka kesiswaan MTS Negeri Sintang mengatakan keluarnya Totok dari sekolah karena Totok harus mencari uang untuk menganti sepeda motor milik temanya yang rusak karena kecelakaan saat dipakainya.<br /><br />“Kami sudah mengupayakan berbagai cara untuk membujuk dia agar mau masuk sekolah lagi. Tapi dia lebih memilih bekerja untuk mengumpulkan uang untuk menganti motor temanya yang dipinjamnya,”jelasnya.<br />Di SMPN 2 Sintang tak satupun siswa yang mangkir dari UN. Bahkan pihak sekolah membuat upaya yang kreatif dan memudahkan para siswa.<br /> <br />“Jumlah peserta UN dari sekolah kami tahun ini 316 siswa. Semuanya hadir. Agar siswa fokus dalam mengerjakan soal, maka kami menyediakan pensil untuk mengisi soal UN,”ungkap Timotius Yor kepala sekolah.<br />Dari sejumlah sekolah yang dikunjungi kadis dan anggota DPRD, termasuk SMPN 1 Sintang, ada tiga siswa yang tidak mengikuti ujian dan telah mengundurkan diri. <strong>(ek/ast)</strong></p>