Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar, Kalimantan Selatan, terancam kesulitan air baku akibat air saluran irigasi Riam Kanan yang menyusut karena kemarau. <p style="text-align: justify;">Kepala Bagian Produksi PDAM Intan Banjar Noor Ifansyah di Banjarbaru, Senin, mengatakan kesulitan air baku bisa mengancam operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA) II Pinus.<br /><br />"Sumber air baku IPA II Pinus adalah air saluran irigasi sehingga jika airnya terus menyusut bisa mengancam operasional IPA sehingga tidak bisa memproduksi air bersih," ujarnya.<br /><br />Ia mengatakan, jumlah pelanggan yang dilayani IPA II Pinus mencapai puluhan ribu karena cakupan layanan berada di zona utama meliputi Kota Banjarbaru dan sebagian Martapura.<br /><br />Disebutkan, jumlah pelanggan zona utama mencapai 30 ribu sehingga jika operasional IPA II Pinus terhenti akibat kesulitan air baku maka dipastikan pasokan air ke pelanggan macet.<br /><br />"Jika dalam beberapa hari ke depan tidak turun hujan dan ketinggian air di saluran irigasi tidak bertambah maka mungkin saja air bersih tidak bisa di produksi," ungkapnya.<br /><br />Menurut dia, saat ini ketinggian air terutama di cakupan IPA II Pinus sudah semakin menurun hingga tersisa 25 centimeter dari seminggu sebelumnya yang masih mencapai 40 centimeter.<br /><br />Meski demikian, produksi air bersih masih sesuai kapasitas normal IPA II Pinus 200 liter per detik sehingga pasokan air ke pelanggan masih bisa normal seperti sebelumnya.<br /><br />"Kami terpaksa membersihkan titik pengambilan air dari gulma maupun tumbuhan air lainnya supaya air baku tetap bisa di olah mesin IPA menjadi air bersih," ujarnya.<br /><br />Dikatakan, kondisi yang dialami pelanggan adalah kucuran air yang tidak kencang karena pemakaian air lebih meningkat seiring keringnya sumur akibat kemarau.<br /><br />"Pelanggan mengeluh terutama yang berada di ujung jaringan karena airnya tidak mengalir. Hal itu akibat air dipakai pelanggan yang letaknya dekat dengan jaringan pipa," katanya.<br /><br />Ditambahkan, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa karena menghadapi kondisi yang sulit sehingga berharap dalam waktu dekat turun hujan agar air irigasi bertambah. (das/ant)</p>