Pejabat Ramai-Ramai Jadi Nasabah Bank Sampah

oleh
oleh

Kehadiran Bank Sampah Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah disambut antusias masyarakat, tidak terkecuali para pejabat yang ramai-ramai ikut menjadi nasabah. <p style="text-align: justify;">"Tidak perlu malu-malu. Daripada menumpuk atau dibuang sembarangan, lebih baik sampah seperti botol plastik dan kertas kita kumpulkan dan disetor ke Bank Sampah Sampit, nanti jadi duit," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kotim, Suparman di Sampit, Jumat.<br /><br />Jumat pagi, Bank Sampah Sampit yang berlokasi di Perumahan Pemerintah Daerah Jalan Tidar, tampak dipadati nasabah. Masyarakat dari berbagai kalangan tampak membawa sampah untuk disetor ke Bank Sampah.<br /><br />Selain Suparman, terlihat pejabat lain yaitu Camat Baamang, HM Yusransyah dan Lurah Baamang Barat, Karyadi, turut menjadi nasabah Bank Sampah Sampit. Mereka tampak menenteng sejumlah botol bekas dan menyerahkannya kepada pegawai bank setempat.<br /><br />"Bank Sampah ini sangat bermanfaat membantu kita membersihkan, mengelola dan menjadikan sampah mendapatkan nilai ekonomis. Ini juga untuk mendukung upaya pemerintah daerah untuk mempertahankan prestasi meraih piala Adipura," ucap Yusransyah didampingi istri.<br /><br />Sejak dibuka awal pekan tadi, antusias masyarakat terus meningkat. Hingga Jumat pagi, sudah ada 21 warga yang menjadi nasabah Bank Sampah Sampit yang berasal dari berbagai kawasan.<br /><br />Yusransyah mengajak masyarakat Sampit untuk memanfaatkan keberadaan Bank Sampah Sampit. Sampah-sampah hasil rumah tangga, lingkungan sekolah atau perkantoran, lebih baik dikelola dan disetorkan ke bank sampah.<br /><br />Tidak ada pembatasan bagi siapapun untuk menjadi nasabah Bank Sampah Sampit. Bagi masyarakat yang ingin menjadi nasabah, tinggal datang ke kantor Bank Sampah Sampit dengan membawa sampah yang akan disetorkan.<br /><br />Untuk sementara, Bank Sampah Sampit hanya menerima sampah kering seperti plastik, kertas dan logam. Namun jika nantinya tenaga operasionalnya mencukupi, maka akan dikembangkan untuk pengolahan sampah basah.<br /><br />Hilda, pegawai bank setempat menjelaskan, warga yang menyetor sampah akan didata dan mendapat buku tabungan seperti halnya nasabah bank komersial. Dalam buku tersebut akan dimuat jumlah kilogram sampah yang disetorkan yang nantinya dikonversikan dalam bentuk rupiah. <strong>(das/ant)</strong></p>