General Manager PT PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Purnomo mengatakan, pemadaman listrik di wilayah Kalselteng diberlakukan bergiliran hingga akhir November 2015. <p style="text-align: justify;">"Pemadaman listrik bergiliran berlangsung hingga akhir November karena kami masih memperbaiki satu unit PLTU Asam-Asam yang rusak," ujarnya di Banjarbaru, Selasa.<br /><br />Ia mengatakan, kerusakan satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap Asam-Asam membuat sistem Kelistrikan Barito kekurangan daya listrik sebesar 65 Mega Watt (MW).<br /><br />Dijelaskan, daya mampu sistem Kelistrikan Barito yang berasal dari empat unit PLTU Asam-Asam ditambah PLTD, dan PLTA serta excess power sebesar 527 MW.<br /><br />"Namun, daya listrik keseluruhan yang dihasilkan sejumlah pembangkit itu tidak maksimal karena hanya bisa menghasilkan daya listrik sebesar 410 MW," ucap pejabat baru PLN itu.<br /><br />Menurut dia, daya listrik sebesar 410 MW itu tidak sebanding dengan beban puncak pemakaian listrik yang berlangsung sejak pukul 18.00 Wita hingga pukul 23.00 Wita.<br /><br />"Beban puncak bisa mencapai 500 MW sehingga sistem Kelistrikan Barito kekurangan daya listrik mencapai 90 MW yang menyebabkan diberlakukan pemadaman bergiliran," ungkap Purnomo.<br /><br />Dikatakan, pemadaman listrik yang meliputi dua provinsi yakni Kalsel dan Kalteng berlangsung cukup lama karena banyaknya pemakaian listrik selama beban puncak.<br /><br />"Pemadaman bergiliran dialami pelanggan di Kalsel maupun Kalteng dengan lama pemadaman lebih dari satu jam seiring terlewatinya beban puncak," ujarnya.<br /><br />Dikatakan, pihaknya masih terus fokus memperbaiki kerusakan satu unit PLTU Asam-Asam sehingga daya listrik bisa maksimal menghasilkan listrik bagi sistem Kelistrikan Barito.<br /><br />"Kami juga berharap musim hujan segera tiba sehingga PLTA Ir PM Noor bisa beroperasi maksimal dan mampu memasok listrik secara penuh masuk ke sistem," katanya. (das/ant)</p>