Pembalakan Hutan Kembali Terjadi Di Kotabaru Kalsel

oleh
oleh

Pembalakan atau penebangan liar di kawasan hutan saat ini kembali terjadi di wilayah hukum Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), setelah beberapa tahun tidak beraktivitas. <p style="text-align: justify;">Kapolsek Pulau Laut Tengah, Inspektur Satu Agung Pratama, Kamis (10/02/2011), mengemukakan, beberapa tahun lalu pembalakan sudah tidak ada lagi, tetapi akhir-akhir ini mulai terlihat marak. <br /><br />"Maraknya penebangaan liar (bangli) terbukti dari beberapa kali patroli petugas masih menemukan kayu olahan dan siap didistribusikan ke pelangganya," jelas Kapolsek Pulau Laut Utara. <br /><br />Menurut pengamatan sementara, lanjut Kapolsek, bangli mulai terjadi di daerah Salino dan Mekar Pura serta beberapa daerah lainnya. <br /><br />Khusus kawasan hutan di daerah Mekar Pura sudah hampir tidak ada lagi, namun untuk daerah yang lain masih relatif terjadi. <br /><br />Mereka main "kucing`kucingan" dengan Polisi dalam melaksanakan aksinya. <br /><br />Dia menambahkan, setelah melakukan identifikasi lapangan, pelaku pembalakan melakukan aksinya dengan mengolah kayu hasil jarahanya di tengah hutan, tetapi sebagian diupahkan di tempat penggergajian. <br /><br />"Kemudian mereka menjual hasil jarahannya yang sudah diolah itu ke daerah Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, sebagian kecil menjualnya ke Kotabaru," terangnya. <br /><br />Kayu hasil olahannya itu dijual ke Batulicin dengan menggunakan perahu nelayan, guna mengelabuhi Polisi, agar aksinya tidak tercium. <br /><br />Agung menambahkan, selama melakukan patroli rutin akhir-akhir ini, Polisi menemukan sedikitnya 5 m3 kayu olahan jenis meranti campuran (MC) yang ditemukan di beberapa tempat. <br /><br />Kayu tersebut kami temukan di beberapa tempat di daerah pesisir, dan kayu-kayu itu sebenarnya siap didistribusikan ke Batulicin. <br /><br />Untuk menekan aksi pembalakan, ujar Agung, kini Polsek Pulau Laut Tengah meningkatkan pengawasan di daerah yang dianggap rawan terjadinya pembalakan, dan daerah yang menjadi jalur distribusi. <br /><br />"Karena tidak mungkin mereka mengirimkan kayu hasil jarahanya melalui kapal fery atau jalur umum," paparnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>