Pemerintah diminta menambah impor sapi karena tingginya harga daging akibat permintaan terus meningkat, sementara produksi sapi di dalam negeri belum mampu memenuhi semua permintaan pasar. <p style="text-align: justify;">"Harusnya keran impor sapi tetap dibuka saja dan ditambah, karena produksi dalam negeri kita memang belum mampu memenuhi seluruh permintaan," kata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Hamdhani di Sampit, Kamis.<br /><br />Apalagi saat ini kata dia harga daging sapi sangat tinggi, kalau pasokan masih terbatas maka harga akan tetap mahal.<br /><br />Menurutnya, kuota impor sapi yang ditetapkan pemerintah hanya 200.000 ekor untuk tahun ini, tentu belum mampu mengimbangi permintaan pasar. Idealnya, kata dia, keran impor tetap dibuka bahkan untuk kuota sampai 500.000 ekor karena memang kebutuhannya seperti itu.<br /><br />Tekad pemerintah untuk menggenjot produksi sapi dalam negeri, tidak harus dengan memaksakan membatasi impor sapi. Pasalnya kebijakan itu justru berdampak pada melambungnya harga daging di pasaran seperti sekarang ini karena pasokan berkurang.<br /><br />Pemerintah menekankan swasembada dengan mendorong peternak meningkatkan produksi sapi mereka, tapi petani belum mampu dalam waktu cepat.<br /><br />"Apalagi dukungan pemerintah belum berjalan sesuai harapan, sepertinya program dibiarkan saja sehingga hasilnya juga kurang maksimal," tandas Hamdhani.<br /><br />Hamdhani yang menyempatkan berdialog dengan pedagang daging sapi di pasar ikan Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit menjelaskan, banyak daerah di Indonesia seperti Sampit, yang masih tergantung pasokan sapi dari luar daerah.<br /><br />Hal itu terpaksa dilakukan karena produksi peternakan lokal memang belum mampu memenuhi seluruh permintaan. Solusi sementara agar harga tidak melambung adalah dengan tetap membiarkan impor sapi masuk, seraya memaksimalkan program peningkatan ternak dalam negeri.<br /><br />Menurut dia kalau masih tergantung dari luar daerah, harga pasti akan naik ketika stok berkurang akibat pasokan terbatas atau terhambat.<br /><br />"Jadi impor sapi saja dulu, sambil kita menjalankan program. Saya berkoordinasi dengan rekan saya di Australia, di sana harga daging sapi per kilogramnya hanya Rp 16.000, jauh lebih murah dari kita," pungkas Hamdhani.<br /><br />Sejak enam bulan terakhir, harga daging sapi di Sampit berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 120.000 per kilogram. Saat ini harga daging sapi mencapai Rp 120.000 per kilogramnya.<br /><br />Pedagang beralasan, harga daging sapi di tingkat agen sudah naik karena pasokan dari luar daerah seperti Banjarmasin Kalimantan Selatan dan Pula Jawa juga berkurang. Akibat kenaikan harga ini, pedagang juga mengeluh karena omzet mereka menurun drastis.<br /><br />"Harganya turun naik antara Rp 110.000 hingga Rp 120.000 per kilogramnya. Saya juga tidak berani membeli dari agen banyak karena pembeli menurun," kata Siah, pedagang di Pasar Keramat.<strong> (das/ant)</strong></p>