Pemerintah Dorong Pertamina Kuasai Blok Mahakam

oleh
oleh

Pemerintah mendorong Pertamina, perusahaan pertambangan minyak milik negara, untuk mendominasi pengelolaan Blok Mahakam, blok yang kaya gas dan minyak di Delta Mahakam, Kalimantan Timur. <p style="text-align: justify;">Saat ini Blok Mahakam dikelola sepenuhnya oleh Total Exploration and Production (E&P) Indonesie, perusahaan pertambangan minyak dan gas dengan modal asing dari Prancis.<br /><br />"Presiden SBY meminta demikian, agar Pertamina menguasai hingga lebih 50 persen pengelolaan blok tersebut," kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Narianto Wagimin di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (7/11).<br /><br />Angka itu diharapkan mulai dari 51 persen saham dari Blok Mahakam tersebut.<br /><br />Direktur Usaha Hulu Migas sebelumnya berbicara di depan hadirin peserta Konferensi Minyak dan Gas Indonesia (Indonesia Oil and Gas Conference) 2012 di Gedung Pertemuan dan Olahraga (Dome), Jalan Ruhui Rahayu, Balikpapan.<br /><br />Blok Mahakam dipercaya memiliki cadangan tersisa 12,7 TCF (triliun cubic feet, triliun kaki kubik) gas dari seluruhnya 27 TCF. Sebanyak 13,5 TCF sudah disedot keluar oleh Total dan menghasilkan pendapatan kotor sebanyak lebih dari 100 miliar dolar AS.<br /><br />Dengan harga saat ini, cadangan gas tersisa itu bisa mencapai 187 miliar dolar AS atau Rp1.700 triliun pada harga gas 15 dolar AS per MMBtu (m)illion million British thermal unit, juta kaki kubik).<br /><br />Total juga mendapatkan minyak 67.478 barrel minyak per hari. Dengan harga 100 dolar per barrel saat ini, maka pendapatannya mencapai 6.748 juta dolar per hari atau Rp22,187 triliun per tahun.<br /><br />Dorongan kepada Pertamina untuk turut menjadi operator di Blok Mahakam adalah bagian dari target pencapaian kebijakan energi tahun 2025. Pada tahun itu ditargetkan sekurang-kurangnya separo atau 50 persen dari operator lapangan-lapangan minyak dan gas di Indonesia adalah orang Indonesia atau perusahaan dari Indonesia sendiri.<br /><br />"Kita semua yakin Pertamina mampu, baik dari sisi teknologi, Sumber Daya Manusia, maupun finansialnya," tegas Direktur Narianto.<br /><br />Apalagi Pertamina mengambil alih blok yang sudah berproduksi bukan barang baru bagi Pertamina. Perusahaan migas milik negara ini sudah pernah melakukannya pada tahun 2008 untuk blok Offshore North West Java dari British Petroleum (BP) dan cukup sukses.<br /><br />"Memang pada awalnya tingkat produksinya menurun di masa transisi, tapi kemudian kembali ke performa terbaik saat dikelola BP dan saya yakin akan bisa lebih baik lagi. Para karyawan yang ada hampir seluruhnya orang Indonesia sendiri," kata Direktur Narianto.<br /><br />Namun demikian, Narianto juga mengungkapkan, sementara ini baik Total Indonesie maupun Pertamina belum ada yang menyampaikan proposal bisnis resmi untuk pengelolaan baru blok migas yang meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara itu.<br /><br />"Bagi saya idealnya Total meneruskan apa yang sudah mereka kerjakan saat ini, sementara Pertamina mencari lensa-lensa baru, titik-titik pengeboran baru di kawasan itu. Di delta itu kita mengetahui bahwa minyak dan gas berada dalam cebakan yang terpisah-pisah, bukan dalam lapangan raksasa," ungkap Narianto.<br /><br />Kontrak pengelolaan Total akan berakhir pada tahun 2017 mendatang. Sebelumnya Total sudah menemukan minyak dan gas sejak tahun 1967 di Delta Mahakam, bagian muara dari Sungai Mahakam yang dipenuhi hutan mangrove dan membuat muara sungai itu menjadi terdiri dari beberapa buah yang terseba dari utara hingga selatan dan berbentuk laksana kipas raksasa.<br /><br />Total mengikat perjanjian kontrak produksi bagi hasil (PSC, production sharing contract) dengan Pemerintah Indonesia 31 Maret 1967, beberapa pekan setelah Jenderal Soeharto menjadi presiden dan Orde Baru.<br /><br />Kontrak pertama itu berakhir pada 31 Maret 1997. Total mendapat perpanjangan 20 tahun sampai 2017. Perpanjangan kontrak ini diteken beberapa bulan sebelum Soeharto lengser setelah 30 tahun lebih berkuasa.<br /><br />Dari blok ini Total E&P Indonesie mendapatkan gas per hari dari blok ini mencapai 1.915 MMSCFD (juta kaki kubik per hari) dan minyak 67.478 barrel minyak per hari.<br /><br />Blok ini menyumbang hingga 80 persen gas yang diolah di LNG Badak di Bontang, Kalimantan Timur, untuk memenuhi kontrak penjualan gas dengan Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan. <strong>(das/ant)</strong></p>