Mantan Atlet Nasional Taekwondo Alfons T Lung mengharapkan jaminan perhatian pemerintah kepada mantan atlet baik lokal maupun nasional bisa dituangkan dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Keolahragaan yang sedang dibahas oleh DPRD Kaltim. <p style="text-align: justify;">Menurut Alfons di Samarinda, Senin, selama bertahun-tahun mantan atlet telah berjuang membawa nama daerah bahkan negara dengan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran, namun sayangnya ketika atlet tersebut pensiun dibiarkan begitu saja tanpa adanya perhatian.<br /><br />"Saya sampaikan ini bukan untuk saya. Tapi untuk mereka yang sekarang atlet dan pasti akan jadi mantan atlet, kasihan kalau mereka kembali menjadi masyarakat biasa, tanpa keahlian sementara Pemerintah membiarkan begitu saja," kata peraih medali perak Kelas Bantam pada Asian Games XII di Hiroshima Jepang itu.<br /><br />Ia mengatakan mayoritas para atlet menghabiskan hampir seluruh usia produktifnya untuk berlatih, bertanding demi mengharumkan nama daerah bahkan bangsa. Karena itu sangat banyak atlet lupa menyiapkan bekal untuk masa depan mereka.<br /><br />"Maklum di negeri ini, label olahraga profesional sangat terbatas. Hanya tinju, bola, bulutangkis, sesekali tenis dan biliar yang menyediakan hadiah untuk kejuaraan. Di luar itu olahraga di Indonesia olahraga amatir. Bertanding untuk prestise semata," katanya.<br /><br />Alfons putra asli Kaltim tersebut pernah mencatatkan namanya di Rekor MURI sebagai satu-satunya atlet taekwondo Indonesia yang pernah meraih medali di level Asia.<br /><br />Ia mengatakan bahwa petinju Ellyas Pical jadi contoh nyata, saat menjadi juara dunia, bukan hanya pujian saja yang Ia dapatkan, namun saat kejayaannya Elly cukup menikmati hidup dengan banyaknya materi yang bisa didapatkan.<br /><br />"Tragis saat pensiun Ia jadi penjaga pintu masuk night club . Yang terakhir ia kini jadi pengantar minum untuk tamu di KONI Pusat," kata Alfons.<br /><br />Dia berharap kisah pilu para mantan atlet inilah yang coba dihapus di Kaltim, melalui Perda Keolahragaan yang digagas DPRD Kaltim.<br /><br />Menurut Alfons, para atlet diajarkan nilai sportivitas, gigih, anti sogok, dan menjunjung tinggi prestise, oleh karena itu, atlet dan mantan atlet anti meminta-minta.<br /><br />"Saya berharap pemerintah bisa saja membuat program yang memberi peluang para mantan atlet menyumbangkan keahlian mereka, sekaligus dihargai. Misalnya di semua sekolah diwajibkan ekstrakurikuler cabang olahraga tertentu, dan pelatih diambil dari mantan atlet," ujarnya.<br /><br />Ketua Pansus Raperda Keolahragaan DPRD Kaltim Andi Harun mengapresiasi masukan Alfons dan mengisyaratkan akan mengakomodir usulan tersebut dalam Raperda Keolahragaan yang kini masih dalam tahap penggodokan.<br /><br />Andi Harun, menilai dengan adanya jaminan masa depan maka diharapkan para atlet Kaltim bisa lebih maksimal dalam berlatih untuk mewujudkan prestasi olahraga baik nasional maupun internasional. (das/ant)</p>