Selama ini warga daerah perbatasan masih tergantung dengan Negara Tetangga, mulai dari Sembako hingga kebarang-barang strategis lainnya. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk memicu tingginya permintaan akan kebutuhan sehari-hari, salah satu contohnya Bahan Bakar Minyak (BBM). <p style="text-align: justify;">Untuk minyak jenis premium yang berasal dari Negara tetangga harganya cukup mencekik ekonomi masyarakat berkisar antara 8500 hingga 9000/liternya. Oleh karenanya mesti ada langkah bijak yang diambil Pemerintah sehingga kebutuhan masyarakat akan BBM didaearah perbatasan bisa terpenuhi tanpa tergantung dengan Negara tetangga.<br /> <br />"Kita harapkan Pemerintah memikirkan hal ini, sebab ini kebutuhan vital masyarakat, perlu didirikan SPBU di perbatasan ini, ujar Jangu Jakson warga perbatasan, belum lama ini.<br /> <br />Menurut Jangu, sulitnya mendapatkan minyak asal Indonesia menjadi kendala masyarakat daerah perbatasan sehingga masyarakat ketergantungan dengan Negara Malaysia.<br /> <br />Sementara itu Camat Badau, Ahmad Salahpudin mengatakan bahwa pihaknya sudah pernah memberikan rekomendasi kepada pengusaha akan tetapi untuk APMS, hanya saja menurut Salahpudin sejak dibangun beberapa tahun lalu, hingga saat ini belum bisa difungsikan.<br /> <br />"Menurut informasi yang saya terima kendalanya terkait perizinan dari pihak Pertaminan Balik Papan yang sampai saat ini belum keluar."cetunysa saat dihubungi via telepon (02/11/2012).<br /> <br />Selaku Camat, Salahpudin sangat mendukung harapan masyarakat akan SPBU, sebab kondisi minyak di daerah perbatasan masih menggunakan minyak dari Malaysia. <br /><br />"Apa yang dikatakan masyarakat itu benar, kita kesulitan mendapatkan minyak Indonesia, terpaksa kita menggunakan minyak Malaysia itupun harganya cukup mahal,yang menjadi harapan kita ini menjadi perhatian sebab menyangkut kebutuhan masyarakat," tandasnya. <strong>(phs)</strong></p>