Pemerintah Siapkan Disinsentif Produk Asing

oleh
oleh

Pemerintah menyiapkan disinsentif untuk barang-barang yang dikonsumsi di Indonesia dengan skala besar tetapi tidak diproduksi di tanah air. <p style="text-align: justify;">"Kami akan menginventarisasi produk-produk apa saja dikonsumsi dengan skala besar di Indonesia tetapi diproduksi di luar negeri," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wirjawan, di Kantor Menteri Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu.<br /><br />Menurut dia, Indonesia perlu menyikapi adanya gejala barang-barang yang dikonsumsi masyarakat Indonesia dalam jumlah besar tetapi diproduksi di luar Indonesia.<br /><br />"Dengan semangat Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), kita mau melakukan hilirisasi produksi dan peningkatan kapasitas produksi nasional," katanya.<br /><br />Gita mencontohkan, konsumsi telepon selular BlackBerry di Indonesia sangat besar, namun investor justru merencanakan investasi di Malaysia.<br /><br />Mereka menargetkan penjualan hingga empat juta unit tahun depan dengan harga per unit 300 dolar Amerika Serikat (AS) di Indonesia, sementara target penjualan di Malaysia tidak lebih dari 400.000 unit.<br /><br />"Ini perlu disikapi, apakah dalam bentuk non-tarif, tarif atau lainnya," katanya.<br /><br />Ia juga mencontohkan, rencana investasi perusahaan dari Jerman, Bosch, yang akan membangun pabrik solar panel di Malaysia yang pasti juga punya kepentingan untuk melakukan penetrasi ke pasar Indonesia.<br /><br />"Ini tadi saya sampaikan dalam forum rapat koordinasi, dan sangat diterima Menko Perekonomian, Menkeu, Menperin, dan lainnya," katanya.<br /><br />Gita menyebutkan, untuk menarik investasi dan meningkatkan kapasitas produksi nasional, pemerintah menyediakan berbagai insentif, termasuk tax allowance dan tax holiday.<br /><br />"Perlu juga dipikirkan adanya disinsentif bagi mereka yang tidak memproduksi barangnya di Indonesia," katanya.<br /><br />Menurut dia, pemerintah tengah merumuskan disinsentif itu dan diharapkan dalam satu hingga dua pekan ke depan sudah siap untuk dibahas kembali.<br /><strong>(das/ant)</strong></p>