Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah tahun 2014 memprogramkan peningkatan hasil penjualan karet masyarakat, salah satunya dengan cara melaksanakan pelatihan untuk kelompok tani dalam pengolahan karet. <p style="text-align: justify;">"Jadi tahun ini kami berupaya meningkatkan hasil pengolahan karet masyarakat," kata Kepala Bidang Produksi Perkebunan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barito Utara (Barut), Bahruddinsyah di Muara Teweh, Kamis.<br /><br />Menurut Bahruddinsyah, saat ini jumlah tanaman karet masyarakat tersebar di sembilan kecamatan mencapai 100.000 hektare lebih yang hampir semuanya sudah menghasilkan, namun masih diolah secara tradisional.<br /><br />Selama ini, kata dia, pengolahan karet setelah disadap dan diolah secara tradisional belum dilakukan pengolahannya secara lebih benar.<br /><br />"Untuk itu kami akan menerjunkan tenaga penyuluh guna melakukan perbaikan hasil produksi petani karet dan memberikan asam semut untuk pengental getah karet, mangkuk sadap, pisau sadap, cincin mangkuk dan talang sadap kepada sejumlah kelompok tani di daerah ini," katanya.<br /><br />Bahruddinsyah mengatakan,cara seperti ini dinilai cukup efektif dalam membantu para petani guna meningkatkan hasil sadapan karet yang selama ini masih dinilai belum sesuai dengan harapan masyarakat.<br /><br />Apalagi dalam dua pekan terakhir harga karet di salah satu kabupaten pedalaman Sungai Barito ini terus mengalami anjlok hingga Rp6.000 per kilogram, sehingga pendapatan masyarakat turun.<br /><br />"Kita harapkan melalui peningkatan hasil perkebunan karet milik rakyat ini, pendapatan masyarakat membaik," kata dia.<br /><br />Karet merupakan salah satu komoditas unggulan kabupaten di pedalaman Kalteng ini karena sebagian besar masyarakat mengusahakan perkebunan karet, baik bibit lokal maupun unggul. <strong>(das/ant)</strong></p>