Pemkab Kotabaru Realisasikan 69 Persen Pupuk Bersibsidi

oleh
oleh

Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, baru merealisasikan pendistribusian pupuk urea bersubsidi sebanyak 69 persen dari target sebesar 2.040 ton pada 2012 karena beberapa faktor. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Pertanian Kotabaru, H Zuhairil Anwar, Selasa, mengatakan, kuota pupuk urea bersubsidi untuk Kotabaru sebesar 2.040 ton, namun hingga September baru terealisasi sebanyak 1.393 ton.<br /><br />"Mudah-mudahan pada akhir tahun anggaran kuota tersebut bisa tercapai," katanya.<br /><br />Sementara itu, menurut Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kotabaru H Joko Pitoyo, masih rendahnya realisasi pupuk bersubsidi ada kemungkinan petani belum memerlukan pupuk.<br /><br />Namun, tidak menutup kemungkinan, ada faktor lain, misalnya petani belum membuat Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), katanya.<br /><br />Sebelumnya, sejumlah petani di Kotabaru mengalami kesulitan memperoleh pupuk urea bersubsidi. Bukan hanya pupuk urea, pupuk bersubsidi lainnya juga realisasinya masih rendah.<br /><br />Pupuk SP 36 bersubsidi, realiasi distribusi hingga September baru tercapai sekitar 46 ton, sedangkan kuotanya mencapai 343 ton.<br /><br />Realisasi distibusi pupuk NPK bersubsidi pada 2012 ditetapkan 2.165 ton dan baru terealisasi sekitar 651,75 ton.<br /><br />Kuota jenis pupuk Za bersubsidi sebesar 16 ton, namun baru terealisasi sekitare tujuh ton.<br /><br />Sedangkan kuota pupuk organik bersubsidi ditetapkan sebsar 157 ton dan hingga September masih belum ada yang didistribusikan.<br /><br />Kios Pertanian Pemilik kios pertanian di Kotabaru H Jatmiko membenarkan, bahwa dalam beberapa bulan terakhir pupuk jenis urea bersubsidi kosong.<br /><br />"Kekosongan bukan disebabkan lambatnya distribusi, akan tetapi karena petani enggan membuat Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok," jelanya.<br /><br />Menurut Jatmiko, berapapun permintaan akan pupuk urea, distributor akan menyalurkan sesuai dengan kebutuhan, asal ada RDKK-nya.<br /><br />Akan tetapi sebaliknya, apabila tidak ada RDKK, distributor tidak akan menyuplai pupuk urea bersubsidi tersebut.<br /><br />Lain halnya dengan pupuk bersubsidi jenis yang lainnya, misalkan, TSP atau SP-36.<br /><br />Pihak distributor masih tetap akan mengirimkan pupuk TSP atau SP-36 meski petani tidak membuat RDKK.<br /><br />Sebagai gantinya pupuk urea, ujar Jatmiko, kiosnya tetap menyediakan pupuk urea non subsidi seharga Rp350 ribu per zak isi 50 kg.<br /><br />Meski sedikit lebih mahal, papar Jatmiko, hasil pemupukan dengan urea non subsidi jauh lebih baik dibandingkan dengan urea bersubsidi. <strong>(phs/Ant)</strong></p>