Pemerintah Kabupaten Sekadau melalui Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan (Distankannak) Kabupaten Sekadau mengajak para petani di seluruh wilayah Bumi Lawang Kuari untuk beralih ke sistem modernisasi pertanian dalam pengolahan lahan pertanian mereka. <p style="text-align: justify;">Pengelolaan lahan basah atau sawah adalah yang paling ideal jika dibandingkan ladang atau lahan berpindah.<br /><br />Kepala Distankannak Kabupaten Sekadau, Sabas mengatakan, sudah saatnya para petani mengubah pola pertanian konvensional dan mencoba menerapkan pola modern. <br /><br />Pola-pola tradisional seperti ladang berpindah menurut Sabas sudah saatnya ditinggalkan. Karena, selain cukup merepotkan petani sendiri, operasional tinggi, lahan pertanian yang tersedia semakin hari juga semakin berkurang seiring perkembangan jaman.<br /><br />“Sekarang lahan pertanian semakin sempit karena banyak yang sudah beralih fungsi, baik oleh petani sendiri maupun masuknya investasi. Dengan kondisi ini, sudah saatnya petani memikirkan untuk meninggalkan pola pertanian ladang berpindah dan mencoba menggarap lahan menetap,” ujar Sabas ditemui di ruang kerjanya beberapa hari lalu.<br /><br />Pemkab Sekadau, kata Sabas, telah merintis perubahan pola pertanian ladang berpindah menuju penggarapan lahan menetap dengan berbagai program seperti penguatan jaringan irigasi pertanian, cetak sawah, embung, dan sebagainya. Program-program tersebut bertujuan untuk memudahkan penggarapan lahan menetap.<br /><br />“Sudah banyak program yang mengucur, kita harapkan petani mulai beralih ke sistem lahan tetap. Kita akui memang tidak mudah meninggalkan pola lama, tapi ini sudah saatnya demi meningkatkan produktivitas petani,” ajak pria kelahiran Tebelian Mangkang, Desa Tinting Boyok, Kecamatan Sekadau Hulu itu. (Mto/kn)</p>