Pemkot Turunkan Tim Periksa Kematian Ribuan Ikan

oleh
oleh

Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya menyatakan, telah menurunkan tim untuk memeriksa penyebab matinya ribuan ikan keramba beberapa waktu belakangan yang berada di pinggiran Sungai Kahayan kawasan setempat. <p style="text-align: justify;"><br />"Kami langsung menurunkan tim begitu mendengar informasi banyak ikan mati milik para petani ikan keramba yang berada di pinggiran Sungai Kahayan, untuk mencari tahu apa penyebabnya," kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Palangka Raya, Asmat Limbong, di Palangka Raya, Rabu.<br /><br />Menurutnya, tim yang diturunkan terdiri dari tiga petugas yang meneliti dan mengkaji penyebabnya. Dari hasil cek lapangan itu nantinya baru diketahui secara pasti penyebab ribuan ikan keramba itu mati dan langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.<br /><br />Pihaknya mengharapkan, masyarakat bisa sedikit bersabar dan memberikan waktu kepada tim yang turun ke lapangan mencari tahu penyebabnya.<br /><br />"Kami pasti akan membantu para masyarakat yang bekerja sebagai petani ikan keramba, apabila sudah ditemukan penyebabnya pasti solusi dari permasalahan itu segera diberitahukan," ucapnya.<br /><br />Sementara ini, pihaknya menduga banyaknya ikan yang mati disebabkan panjangnya musim kemarau. Sehingga tingkat kadar keasaman air Sungai Kahayan semakin tinggi.<br /><br />"Kalau kadar keasaman air semakin tinggi, maka kadar garam air juga turut meninggi. Hal itu kemungkinan yang membuat ribuan ikan keramba milik masyarakat banyak mati," ujarnya.<br /><br />Selain itu, lanjutnya, ada juga dugaan banyaknya ikan yang mati akibat dampak dari aksi penambangan emas ilegal di daerah hulu Sungai Kahayan, yang sampai saat ini masih dilakukan masyarakat setempat.<br /><br />"Biasanya para penambang emas menggunakan bahan kimia yang dapat menambah tingkat pencemaran air, sehingga mengganggu kehidupan ikan," tambahnya.<br /><br />Sementara itu, kemungkinan lain penyebab banyaknya ikan keramba yang mati itu akibat terlalu banyak kemasukan lumpur, sehingga tingkat kekeruhan air bertambah beberapa waktu terakhir.<br /><br />Namun hal itu baru dugaan, pihaknya belum berani memastikan secara pasti apa penyebabnya. Oleh sebab itu, untuk menunggu penyebab pastinya tunggu saja laporan dari petugas di lapangan.<strong>(phs/Ant)</strong></p>