Pemerintah dinilai setengah hati menyelesaikan pekerjaan penanggulangan pasca bencana longsor di tebing sungai KelurahanLadang dan Desa Baning Kota yang nyaris memakan seluruh badan jalan. <p style="text-align: justify;">“Kalau di Kelurahan ladang itu sudah lama dan sebenarnya sudah ada tindaklanjut dengan pemasangan barau, namun kelanjutan pekerjaan itu yang jadi pertanyaan, kemana gerangan,” ujar Teddy Zulkarnain Liu, warga Kelurahan Ladang Sintang.<br /><br />Karena menurut informasi yang diterimanya sebenarnya pekerjaan pemasangan barau tersebut bukan hanya selesai seperti yang ada sekarang dengan panjang yang terbatas, tetapi ada pekerjaan lanjutan hingga beberapa ratus meter lagi yang seharusnya menjadi pekerjaan lanjutan tahun ini.<br /><br />“Tapi nyatanya informasi pemasangan barau mau dilanjutkan tidak ada, sementara kawasan yang masuk rencana pemasangan barau dan belum dibarau ternyata sudah longsor lagi,” jelasnya.<br /><br />Tentunya dengan kondisi tersebut ia melihat pemerintah masih setengah hati membenahi kawasan persisir di Kabupaten Sintang yang menjadi salah satu wajah depan ibukota kabupaten.<br /><br />“Bukan hanya soal barau, jalan kawasan pesisir juag rusak dan kurang perhatian, padahal ii wajah depan ibukota kabupaten yang seharusnya bisa diperhatikan lebih,” ucapnya.<br /><br />Ia juga mengkritisi soal penanganan bencana yang terjadi beberapa bulan lagi di Kelurahan Ladang dan kawasan pantai Desa Baning Kota, apalagi untuk di kawasan Baning Pantai, kondisi kerusakan sudah semakin parah.<br /><br />“Bahkan sudah lebih dari sepauh badan jalan kena longsor sehingga rawan untuk dilalui, kemungkinan untuk longsor lebih besar lagi masih ada karena terlihat jelas bagian tanah yang retak,” kata dia.<br /><br />Menurutnya pemerintah harus segera mengatasi persoalan ini dan karena konteknya adalah bencana sudah selayaknya masuk dalam kartegori penanganan tanggap darurat.<br /><br />“Meski tanggap darurat kami berharap kalau memang akan dikerjakan, pekerjaanya juga jangan asal tanggap darurat saja yang justru memubazirkan anggaran, tanggap darurat boleh tapi pekerjaan harus permanen, jangan sampai kerja dua tiga kali,” pungkasnya.<strong> (phs)</strong></p>