Pendanaan Penyelesaian Pembangunan RSR Diupayakan 2012

oleh
oleh

Anggota DPR RI dapil Kalbar yang duduk di komisi IX Karolin Margret Natasa saat berada di Sintang belum lama ini mengatakan bahwa pendanaan guna penyelesaian pembangunan rumah sakit rujukan (RSR) untuk wilayah timur yang dibangun di Sintang akan diupayakan dananya dari pusat teranggarkan di tahun 2012 mendatang. <p style="text-align: justify;">“Karena dana dalam APBN kita terbatas dan harus dibagi ke daerah lain maka kita akan upayakan di 2012 mendatang. Kalaupun dimasukan dalam anggaran perubahan tahun ini nampaknya kurang tepat. Karena ini pembangunan fisik, jadi tidak bisa kalau hanya dianggarkan Rp 1-2 miliar saja,”ungkapnya. <br /><br />Selain masalah terbatasnya anggaran negara yang ada di dalam APBN, politisi muda dari PDIP ini mengatakan tidak ada alasan lain. Ia juga mengatakan bahwa saat pemerintah pusat telah mengucurkan dana untuk pembagunan rumah sakit Sudarso di kota Pontianak. Tepatnya untuk pembangunan ruang rawat ibu dan anak yang terkumpul di satu gedung.<br /> <br />“Ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan pelayanan maksimal kepada ibu dan anak,”tegasnya. <br /><br />Dimintai komentar tentang salah satu upaya pemerintah kabupaten Sintang untuk mendapatkan pinjaman lunak dari pusat guna menyelesaikan pembangunan fisik RSR yang ditaksir nilainya berkisar antara Rp 35 – 40 miliar, ibu satu anak ini mengatakan bahwa ia belum mengetahui tentang hal tersebut. Bahkan ia mempertanyakan adakah  model pinjaman lunak dari pemerintah pusat kepada daerah.<br /><br />“Saya kan lihat usulannya, kalau mau dapat jumlah yang besar tidak bisa tahun ini. kalau hanya Rp 1-2 miliar mau jadi apa, tidak cukup,”tegasnya. <br /><br />Ditanya tentang berapa alokasi dana dari APBN yang masuk ke Kalbar khususnya di bidang kesehatan yang di sebar ke beberapa kabupaten kota. Antara lain untuk kota Pontianak mendapatkan alokasi Rp 4 miliar, kabupaten Bengkayang Rp 3 miliar, RSJ Singkawang Rp 2 miliar, kabupaten Sintang Rp 5 miliar, RSUD Pemangkat kabupaten Sambas Rp 2 miliar dan satu rumah sakit lagi sebesar Rp 1,5 miliar.<br /> <br />Keberadaan rumah sakit rujukan di wilayah timur Kalbar dikatakannya merupakan rumah sakit yang letaknya sangat strategis dan memang menjadi kebutunan utama bagi masyarakat di wilayah timur. Sebab masyarakat dari Kapuas Hulu dan perbatasan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih cepat akan lebih baik mendapatkanya di Sintang. Mengingat jarak tempuh ke rumah sakit daerah Sudarso yang ada di Pontianak sangat jauh. <br /><br />“Kalau untuk Sintang khususnya diperbatasan, saya dengan dari wakil bupati bahwa pemkab akan mengembangkan puskesmas yang ada di Merakai Ketungau Tengah menjadi puskesmas yang bisa melakukan rawat inap. Menurut saya ini kebijakan yang bagus, tapi memang perlu digodok dulu,”ujarnya. <br /><br />Karol juga mengatakan bahwa sebenarnya untuk kawasan perbatasan, pemerintah pusat memiliki program rumah sakit lapangan. Program ini lengkap dengan penempatan dokternya pula. <br /><br />“Rumah sakit lapangan ini didanai oleh pemerintah pusat, tapi memang harus ada dana pendampingnya dari pemerintah daerah. Kemudian bila sudah memasuki tahun ke tiga, maka akan diserahkan kepada daerah namun persoalannya keterbatasan daerah untuk pendanaanya,”ujarnya.<br /><br />Sebab menurutnya untuk operasional rumah sakit lapangan tersebut diperlukan dana minimal Rp 4 miliar. Dengan keterbatasan dana pemerintah daerah dalam APBD, tentu hal ini akan memberatkan pemerintah daerah. <strong>(phs)</strong></p>