Penderita ISPA Di Kaltim 39.804 Orang

oleh
oleh

Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) mengungkapkan penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) akibat bencana kabut asap di Kaltim mencapai 39.804 orang pada September hingga awal Oktober 2015. <p style="text-align: justify;">Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim), Rini Suksesi Retno di Samarinda, Senin, sebelumnya sejak Juli-Agustus penderita ISPA karena asap mencapai 38.858 orang se-Kaltim.<br /><br />"Secara umum kondisi udara di Kaltim semakin buruk. Karena itu, diminta masyarakat khususnya orang tua agar memakaikan masker kepada anak-anak. Sebab, ISPA di Kaltim cenderung diderita anak-anak. Bahkan, jika tidak ada keperluan yang mendesak atau penting, sebaiknya tidak perlu keluar rumah," katanya.<br /><br />Bencana asap yang melanda Kaltim berdampak pada serangan penyakit ISPA dan iritasi mata hingga serangan jantung, karena kondisi asap mengakibatkan kadar oksigen dalam tubuh manusia semakin berkurang.<br /><br />"Kondisi asap di Kaltim dinilai sangat mengkhawatirkan. Terutama daerah yang terjadi kebakaran hutan dan lahan. Karena itu, kondisi udara di Kaltim semakin mengkhawatirkan, apabila kebakaran hutan dan lahan semakin bertambah," kata Rini Sukesi.<br /><br />Selain ISPA, dampak dari bencana asap ini juga menyebabkan iritasi mata bahkan penyakit jantung. Bukan hanya itu, tumbuh kembang anak juga akan terganggu akibat kondisi ini. Karena kadar oksigen yang semakin berkurang, katanya.<br /><br />"Dengan udara yang tidak sehat, otak anak-anak semakin terganggu, sehingga akibatnya kualitas hidup anak semakin mengkhawatirkan,"kata Rini Sukesi.<br /><br />Dari kondisi tersebut, diharapkan tidak terjadi serangan penyakit peneumonia atau penyakit yang banyak menyebabkan kematian pada anak dan balita. Karena itu, penyakit tersebut dapat diwaspadai, katanya.<br /><br />"Secara keseluruhan penderita diare akhir September mencapai 39.953 orang se Kaltim. Penderita diare juga mulai meningkat di berbagai kabupaten/kota pada minggu ini, yakni Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Mahakam Ulu, Kutai Timur dan Bontang. Karena itu, diharapkan masyarakat menggunakan air bersih dengan hemat," katanya. (das/ant)</p>