Pengamat politik dari dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan, pidato Presiden Susilo Bambang Yudhyono yang membantah akan melakukan "reshuffle" dalam waktu dekat merupakan penegasan bahwa persoalan "reshuffle" berbeda dengan koalisi. <p style="text-align: justify;">Pengamat politik dari dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan, pidato Presiden Susilo Bambang Yudhyono yang membantah akan melakukan "reshuffle" dalam waktu dekat merupakan penegasan bahwa persoalan "reshuffle" berbeda dengan koalisi.<br /> <br /> "Pidato Presiden Yudhoyono yang kedua menyatakan, Presiden tidak akan melakukan `reshuffle` kabinet dalam waktu dekat meskipun ada desakan yang seolah-olah memaksanya," kata Yunarto Wijaya ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu.<br /> <br /> Menurut Yunarto, Presiden Yudhoyono menegaskan hal tersebut untuk memisahkan isu "reshuffle" dari isu koalisi.<br /> <br /> Isu "reshuffle", kata dia, adalah otoritas presiden yang terkait dengan kinerja, bukan karena isu politik.<br /> <br /> "Padahal saat ini sedang terjadi hiruk-pikuk politik dan ada desakan untuk merombak koalisi maupun `mereshuffle` menteri kabinet," katanya.<br /> <br /> Direktur Riset Charta Politika ini menilai, meskipun Presiden Yudhoyono membantah, tidak akan melakukan "reshuffle" dalam waktu dekat, tapi bukan berarti tidak ada "reshuffle".<br /> <br /> Menurut dia, "reshuffle" menteri kabinet masih mungkin terjadi setelah hiruk-pikuk desakan perombakan koalisi ini mereda dan situasi politik nasional sudah kondusif.<br /> <br /> "Reshuffle itu bisa saja terjadi pada beberapa bulan ke depan, setelah suasananya benar-benar kondusif," katanya.<br /> <br /> Yunarto menambahkan, kalaupun Presiden Yudhoyono nantinya melakukan "reshuffle" menteri kabinet pendekatannya adalah kinerja, bukan isu politik.<br /> <br /> Menteri-menteri yang kemungkinan akan terkena "reshuffle", kata dia, adalah menteri-menteri kinerjanya buruk dan mendapat raport merah.<br /> <br /> "Menteri-menteri itu bisa berasal dari partai politik dan bisa berasal dari profesional," katanya.<br /> <br /> Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika membuka rapat kabinet di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (10/3), menegaskan dirinya tidak akan melakukan "reshuffle" dalam waktu tertentu.<br /> <br /> Menurut Presiden, tidak ada alasan dari berbagai pihak mendesak kepala negara untuk melakukan `reshuffle` kabinet.<br /> <br /> "Menurut saya ada yang kurang logis karena seolah-oah saya diharuskan dan didikte untuk segera lakukan `reshuffle`. Hal ini ganjil, karena `reshuffle` itu bukan tujuan tapi sarana," kata Presiden. (Eka/Ant)</p>