Pengecer dan Pemilik Kios BBM, Mendominasi Antrian Di APMS

oleh
oleh

Inilah fakta yang terjadi dilapangan bahwa saat ini di Kota Putussibau dan sekitarnya minyak bersubsidi yang ada di APMS hanya dinikmati oleh sekelompok orang-orang tertentu yang hanya ingin mengambil keuntungan, pasalnya saat ini yang mengantri di APMS baik yang berada di dalam Kota Putussibau maupun diluar Kota didominasi para pengecer atau pemilik kios BBM, akhirnya masyarakat umum tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan BBM di APMS, dikarena kan tidak mampu mengikuti antrian yang panjang. <p style="text-align: justify;">Dan sudah jelas minyak bersubsdi tersebut hanya dinikmati oleh orag-orang tertentu saja, demikian dikatakan Ketua LSM Gempar Abang Amrulah, kepada sejumlah Media, Kamis (8/09) kemarin. <br /><br />Menurutnya salah satu yang memicu kenaikan harga BBM jenis bensin atau premium tersebut karena kurangnya pengawasan dari pihak Pemerintah Daerah dan Aparat penegak hukum, yang dinilai hanya tutup mata dengan kondisi yang terjadi saat ini terkait masalah BBM di Bumi Uncak Kapuas.  “ Inikan kurangnya pengawasan dari Pemerintah Daerah dan aparat terkait, surat edaran terkait Keputusan Bupati Kapuas Hulu tentang HET sudah jelas dan sudah diedarka, tetapi sangat disayangkan hal tersebit tidak dijalankan dan peraturan tersebut tidak dikawal,” terangnya. <br /><br />Selain itu Kata Abang bahwa apabila permasalahan harga minyak tidak segera diatasi maka hal ini menjadi polemic dimasyarakat,dan saat ini mestinya kata Abang Aparat dan Pemerintah Daerah melalui instansi terkait harus tegas dalam menegakan hukum terkait harga minyak, tidak hanya itu seharusnya pihak yang hars dikontrol dan diawasi bukan hanya para pengecer atau pemilik kios BBM tetapi para pemilik APMS yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu khususnya yang ada di Kota Putussibau dan Kedamin perlu mendapat pengawasan ketat, jangan sampai justru yang memiliki permainan dari pihak APMS. “ Kita minta bukan hanya para pengecer yang dikontrol tetapi APMS juga mesti di benar-benar diawasi, terutama dalam pelayanan, yang hanya dibuka beberapa jam saja. Ini kan suatu kejangalan kok..APMS hanya dibuka beberapa jam saja, kemudian minyaknya cepat habis,ini perlu dipertanyakan ?” kata Abang tegas. <br /><br />Hal senada juga disampaikan oleh Dayu Radiman yang juga merupakan aktivis LSM mengatakan bahwa akibat harga minyak yang melambung tersebut masyarakat luas jadi korbanya, dan seharusnya aparat dan Pemerintah Daerah jangan tinggal diam, apabila ingin ditertibkan mestinya jangan takut-takut, jika ditemukan penyimpangan atau permainan baik itu dari pihak pengecer atau pemilik kios dengan pihak APMS harus ditindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku, bila perlu kata Dayo jika ditemukan adanya permainan di APMS, maka perizinannya harus dicabut. <br /><br />“ kalau ada penertiban seharusnya jangan setengah-setengah,harus tegas, jangan haya gretakan sambal, buat dong efek jerak bagi oknum yang bermain minyak, dan itupun masyarakat umum tidak sempat antri di APMS sebab yang banyak antri para pengecer dan pemilik kios, jadi terpaksa masyarakat harus membeli minyak di kios-kios dengan harga yang mahal, bayangkan saja harga Bensin sekarang Rp.12.000 s/d Rp.15.000/liter,inikan dah keterlaluan, jadi aparat dan pemerintah jangan tinggal diam, tindak tegas,” pungkasnya.<strong>(das)</strong></p>