Penguatan Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak

oleh
oleh

Anak pada hakikatnya bukan saja sebagai harta kekayaan bagi orang tuanya, tetapi juga sekaligus harta bagi masa depan suatu bangsa. Suatu bangsa akan memperoleh harta yang tidak ternilai jika memiliki anak-anak sebagai generasi yang sehat, cerdas dan berkualitas. Oleh karenanya, adalah sebuah tanggung jawab besar bagi kita semua untuk mewariskan suatu generasi anak-anak yang akan menyelamatkan bangsa pada beberapa dekade yang akan datang. <p>Generasi anak-anak hari ini begitu penting bagi keluarga dan bangsa karena generasi muda (anak) yang akan menerima estafet kepemimpinan di masa-masa yang akan datang, pada saatnya akan digantikan oleh generasi anak-anak hari ini. Maka dalam rangka mengemban tanggung jawab untuk melangsungkan kehidupan bangsa, keluarga (orang tua) saat ini diharapkan untuk lebih memberi perhatian khusus kepada kehidupan anak-anak mereka. Mengabaikan anak-anak saat ini adalah kecerobohan besar bagi kita dan bangsa. Bahkan mungkin termasuk dosa sejarah tak terampuni. <br /><br />Terdapat sejumlah kenyataan menyedihkan atas anak-anak yang harus dibuka dan dipersoalkan untuk dicarikan solusinya secara konkret. Sudah cukup wacana tentang mereka, sederet angka-angka harus membuat kita terpanggil untuk ikut mengatasinya. Bayangkan, bagaimana kita akan berharap agar anak-anak bisa sehat, ketika masih banyak jutaan anak-anak bergizi buruk dan ratusan ribu sudah terkena penyakit TBC, Malaria,Muntaber, Flu Burung, Busung Lapar,  atau bahkan HIV/AIDS. Itu baru ancaman bagi kesehatan secara fisik, tentunya masih banyak beragam persoalan anak tersebut sangat tidak kita semua inginkan.<br /><br />Tentu tidak terdata secara cermat berapa anak-anak yang hidup di alam terbuka, di emperan toko, dipasar-pasar, di stasiun kereta api, terminal bus, dan sebagainya. Mereka adalah gelandangan anak-anak yang mencari sesuap Nasi dijalan-jalan. Mereka sangat rawan bagi tindak kekerasan baik fisik maupun seksual. Selain itu, banyaknya isu akhir-akhir ini yang sangat meresahkan masyarakat luas sampai ke pelosok-pelosok tentang penculikan dan perdagangan anak telah menjadi nyata dan saling kalah-mengalahkan dengan Polisi yang ingin mencegahnya.<br /><br />Sementara itu, kita kini sangat ketar-ketir dengan berbagai macam ragam tayangan televisi berupa banyaknya sinetron-sinetron yang tidak mendidik, akrab dengan kekerasan, perilaku yang tidak manusiawi, tidak santun dan permisif terhadap pergaulan bebas. Untuk mendorong lahirnya anak-anak cerdas, sehat, berakhlak dan berkualitas merupakan perjuangan yang tidak mudah memang bagi para orang tua (keluarga) serta sangat kompleks dan tidak ringan bagi keluarga (orang tua) dalam membentengi anak-anaknya. Semua komponen bangsa terutama keluarga harus diberikan kesadaran akan nilai strategis generasi anak-anak saat ini, untuk menyelamatkan generasi masa depan bangsa.<br /><br />Selanjutnya di tuntut kepedulian yang total dari semua pihak terutama para pengambil kebijakan di negeri ini, bukan cuman keluarga (orang tua) untuk bersama-bersama berperan dalam mengambil tanggung jawab untuk menyelamatkan generasi bangsa. Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama di mana anak-anak berinteraksi, di mana orang tua (keluarga) memegang peranan yang sangat penting memang sebagai lembaga pendidikan yang utama dan tertua karena di dalam keluargalah dimulai suatu proses pendidikan bagi seorang anak. Sehingga orang tua berperan sentral sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya.<br /><br />Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak berada dalam pengawasana dan pembinaan keluarga, ketimbang lingkungan sekolah dan sosialnya masyarakatnya dimana mereka bermain dan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga sendiri. <br /><br />Sehingga keluarga sebagai lembaga terkecil bagi pendidikan anak memiliki fungsi dalam perkembangan kepribadian anak  dan  mendidik anak dirumah serta fungsi keluarga atau orang tua dalam mendukung pendidikan anak di sekolah, ketika mereka sudah memasuki usia sekolah perlu untuk terus ditingkatkan.&lt;br /><br />Perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam bidang ilmu pengetahuan dapat mengubah perilaku manusia, pola pikir, kebiasaan, bahkan gaya hidup. Perubahan-perubahan tersebut tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Jika perubahan itu terpusat pada hal-hal yang negatif, hal ini akan sangat berbahaya, dikarenakan anak-anak belum mampu menyaring atau menyeleksi mana yang berdampak baik dan mana yang akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri, jika tidak diawasi oleh para orang tuanya, ketika mereka sedang mendapatkan akses informasi terhadap apa yang sedang mereka terima. Adapun dampak negatif seperti tayangan-tayangan pornografi yang membawa dampak yang sangat buruk jika dilihat oleh anak-anak yang belum saatnya untuk melihat tayangan seperti itu. Tayangan itu juga, bisa merusak jaringan otak terutama bagi anak-anak yang berada dalam masa-masa pertumbuhan.<br /><br />Berbagai macam jenis permainan atau games juga bisa menyita waktu berjam-jam, yang seharusnya waktu tersebut bisa digunakan untuk mengerjakan pekerjaan yang bermanfaat, terbuang begitu saja, tanpa terasa pula yang digunakan untuk itu semua telah menghabiskan banyak uang, yang mungkin hampir menyamai biaya kebutuhan primer bagi sang anak dan kelurganya. Selain kecanggihan teknologi dan informasi di masa sekarang yang berdampak buruk terhadap pendidikan anak khususnya perkembangan jiwa. <br /><br />Sementara perkembangan jiwa atau akhlak anak-anak itu, dipengaruhi faktor lingkungan rumah, seperti orang tua dan keluarga, lingkungan luar rumah, dan sistem atau budaya disekitarnya berada. Dari beberapa fakta yang penulis sampaikan di atas faktor permainan atau games yang lebih dominan akan mempengaruhi mereka, itulah yang akan membentuk watak atau akhlak mereka dari kecil hingga mereka dewasa kelak. <br /><br />Oleh karena itu, lingkungan rumah atau keluarga semestinya harus lebih kuat untuk membentengi berbagai pengaruh negatif terhadap mereka. Sebagai orang tua, tentunya dalam membangun dan membentuk watak anak, harus memiliki cara dan ilmu yang baik dalam mengawasi anak-anak, dengan meluangkan waktu khusus bersama-sama mereka dirumah maupun ketika berada diluar rumah.<br /><br />Maka dari itu, anak-anak harus dikenalkan kepada ajaran agama yang mereka yakini sedini mungkin, tidak hanya diwajibkan untuk sekolah umum saja, sejak masuk ke lembaga sekolah formal yang dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga masuk Taman Kanak-kanak hingga masuk Sekolah Dasar (SD) sampai ke Perguruan Tinggi, harus diberi pendidikan akhlak (Karakter) sedini mungkin, yang  biasa disebut budi pekerti (Pendidikan Karakter sejak dini), yang sekarang ini hampir-hampir sirna diperhatikan oleh setiap keluarga dengan kesibukan para orang tua dengan pekerjaan mereka, sehingga melalaikan tanggung jawab mereka terhadap perkembangan anak-anaknya di era zaman saat sekarang ini. <br /><br />Di sekolah secara umum seperti itu mereka hanya mendapat pelajaran tentang pengetahuan umum, yang memang dibutuhkan oleh mereka dalam mengarungi kehidupannya di masa mendatang. Sedangkan pendidikan akhlak atau budi pekerti, lebih banyak terdapat dalam ajaran agama saja.<br /><br />Contoh dalam ajaran Islam, banyak dijelaskan hal-hal yang menyangkut pendidikan akhlak, misal bagaimana cara bergaul muda-mudi, sifat-sifat mulia seperti pemaaf, peduli, penolong, dermawan, santun dan menghormati orang yang lebih tua. Bagi anak-anak perempuan biasakan mengenakan busana muslim atau pakaian yang bisa menutup aurat mereka, agar saat dewasa nanti mereka sudah terbiasa mengenakannya. <br /><br />Dengan memakai busana muslim, paling tidak, tidak akan menimbulkan hasrat lawan jenisnya untuk melakukan hal-hal yang melanggar agama atau susila, dan hal-hal lain yang kurang sopan. <br /><br />Jadi, haruslah seimbang antara pendidikan umum dengan pendidikan akhlak (budi pekerti) atau pendidikan karakter, karena keduanya sama-sama memiliki peran dan posisi penting untuk kehidupan mereka dikemudian hari. <br /><br />Karena menurut hemat penulis apalah artinya jika kita disebut orang yang berilmu, jika tidak ber-akhlak, jadi orang tua sebagai pilar utama bagi pendidikan anak harus memahami hal itu sebagai bekal bagi anak-anaknya kelak.<br /><br />Begitu juga dengan kedisiplinan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, juga harus dibiasakan oleh orang tua (keluarga) kepada anak-anak mereka sedini mungkin, seperti mengenal lingkungan dimana mereka berada dengan harapan setelah mereka memasuki usia sekolah dasar mereka sudah biasa dan bisa mandiri dalam menerapkannya, mulai dari ketika bangun tidur, merapikan tempat tidur, yang diawali dengan shalat subuh bagi yang muslim, atau kegiatan lain bagi yang non muslim, kemudian bersiap-siap untuk pergi ke sekolah bagi pelajar dan anak-anak. Kesibukan atau aktivitas mereka di luar rumah juga harus diatur sedemikian rupa supaya bisa terpantau oleh orang tua.<br /><br />Orang tua juga harus pandai mengalihkan kegemaran atau kebiasaan anak-anak untuk bermain games kepada hal-hal yang positif. Seperti diikutsertakan dalam berbagai kursus yang sesuai dengan bakat mereka, olahraga, keseniaan, atau kegiatan lain yang bermanfaat untuk masa depan mereka. <br /><br />Membuat jadwal aktivitas harian mereka dengan selingan-selingan yang menyenangkan, seperti cerdas-cermat ringan yang bisa dimulai antar keluarga dan disertai hadiah-hadiah yang menghibur, agar mereka tidak jenuh dengan aktivitas yang itu-itu saja. <br /><br />Mengamati teman-teman mereka, dianjurkan untuk berteman dengan sesama teman sekolah, teman kursus atau kegiatan positif lainnya, karena teman juga bisa memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap anak-anaknya. Memilih teman yang baik merupakan hal yang penting dalam perkembangan jiwa anak agar para orang tua bisa mengetahuinya.<br /><br />Para orang tua dan keluarga harus berusaha menjalin hubungan yang dekat dengan anak-anak, dengan sering berkomunikasi (menyapa) sang anak penuh rasa kasih dan sayang, agar mereka merasa diperhatikan, karena bisa jadi mereka berasyik-asyik dengan tayangan-tayangan televisi, internet yang buruk atau hand-phone (bermain games) yang merupakan pelarian dikarenakan mereka merasa kurang diperhatikan. <br /><br />Sebaiknya orang tua juga membatasi penggunaan hand-phone yang dipenuhi dengan berbagai games, yang akan mengurangi bahkan menyita waktu belajar mereka dan dapat merusak kesehatan pribadi anak dengan berdanfak pada lupa makan, lupa istirahat karena keasikan bermain.<br /><br />Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, penulis menyarankan agar setiap orang tua harus memiliki kualitas diri yang memadai dalam membimbing dan mengawasi anak-anaknya, sehingga anak-anak akan dapat berkembang sesuai dengan harapan orang tua. <br /><br />Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua (keluarga) dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani pada masa anak-anak, dan ilmu tentang perkembangan anak.<br /><br />Dengan demikian, orang tua tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang dimulai dari semenjak mereka berusia dini, sesuai dengan  tujuan pendidikan itu sendiri untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.<br /><br />Pendampingan dan pembimbingan dari orang tua (keluarga) dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang disebut sebagai pola asuh. <br /><br />Setiap orang tua (keluarga) harus berusaha menggunakan cara yang paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak.<br /><br />Dengan mengetahui bagaimana pengalaman membentuk seorang individu anak, akan menjadikan para orang tua (keluarga) akan lebih bijaksana dalam membesarkan anak-anaknya, karena memberikan bimbingan terhadap anak merupakan kewajiban para orang tua.<br /><br />Banyak masalah yang dihadapi oleh sang anak pada masa perkembangannya, dikarenakan pola asuh yang salah atau memang dikarenakan para orang tua sangat minim dalam memahami karakter sang anak, sehingga ketika mereka beranjak dewasa semakin tidak bisa dikontrol prilaku dan sikapnya, hal itu sebenarnya bisa untuk kita hindari sedini mungkin, apabila para orang tua lebih memahami perilaku anak-anak mereka, ketika mereka sudah terbiasa diarahkan dan dibimbing pada usia dini, maka kelak mereka sudah terbiasa untuk melakukan hal-hal yang positif dikemudian hari.<br /><br />Terakhir sebagai orang tua tentunya diharapkan untuk lebih mengetahui pengetahuan tentang perkembangan anak pada tiap usianya, untuk mempermudah penerapan pola pendidikan dan mengetahui kebutuhan optimalisasi perkembangan anak. Maka dari itu, penguatan peran tua (keluarga) dalam pendidikan anak sangat penting untuk terus dilakukan oleh para orang tua (keluarga) pada anak yang dimulai dari semenjak usia dini, agar anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang tepat serta dapat membentuk pribadi yang baik, jujur, bertanggung jawab, disiplin serta mandiri. <br /><br />Karena keluarga merupakan pondasi utama dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan  akhlak anak termasuk dalam pendidikan anak dimasa mendatang dengan garapan mereka kelak bisa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhannya. <br /><br />Maka dari itulah, sangat dibutuhkan pentingnya peran penguatan keluarga (orang tua)  dalam mendukung setiap aktivitas yang dilakukan para anak-anak dalam aktivitas yang positif (baik), bagi perkembangan serta pertumbuhan dan masa depan mereka sebagai generasi emas bangsa kita di masa-masa yang akan datang. (*)</p> <p>Praktisi Pendidikan Kabupaten Melawi</p> <p> </p>