Pengusaha Angkutan Mengeluh

oleh
oleh

Banyaknya mobil dari luar beroperasi di Bumi Senentang membuat pendapatan pengusaha angkutan di daerah ini menurun. Mobil angkutan luar ini turut andil mempercepat kerusakan jalan tetapi tidak memberikan kontribusi terhadap daerah ini. <p style="text-align: justify;">“Kami berharap instansi terkait menertibkan mobil-mobil luar yang beroperasi di daerah ini. Karena hal ini membuat pendapatan kami menurun drastis,” kata Budi Irawan salah seorang pengusaha angkutan kepada kalimantan-news.com, Selasa (10/04/2012).<br /><br />Mobil-mobil itu lanjut Budi Irawan kebanyakan dari pulau Jawa. <br /><br />“Mereka beroperasi di perusahaan-perusahaan sawit. Jika dipresentasekan tidak kurang dari 50 persen mobil angkutan sawit platnya dari luar Sintang. Berapa kerugian Kabupaten Sintang karena pajaknya dibayar diluar,” imbuhnya.<br /><br />Sepertinya pemerintah dapat mencontoh seperti yang diterapkan di Kalimantan Timur atau Kalimantan Tengah. Propinsi ini melarang mobil berplat luar untuk beroperasi di daerahnya. <br /><br />“Tidak ada salahnya pemerintah kabupaten Sintang atau Pemerintah Kalimantan Barat juga mengikuti langkah ini,” saran Dia.<br /><br />Warga Masuka ini mengatakan bahwa kebanyakan juga mobil luar ini lah yang cepat merusak jalan. <br /><br />“Mereka membawa muatan semuanya, bahkan jauh diatas ketentuan yang dibenarkan. Lihat saja kalau mobil luar membawa buah sawit pasti meluber. Kami juga menduga bahwa mobil-mobil ini adalah mobil yang bermasalah di daerah asalnya, karena kebanyakan tidak memasang plat, ” kata Dia lagi. <strong>(phs)</strong></p>