Pengusaha transportasi di Kotabaru, Kalimantan Selatan, mengeluhkan adanya pembatasan membeli bahan bakar minyak jenis solar di stasiun pengisian bahan bakar umum di daerah itu. <p style="text-align: justify;">"Jika sebelumnya, kami bisa membeli solar di SPBU tujuh hari dalam sepekan, tetapi kini SPBU hanya bisa melayani empat hari dalam sepekan," kata seorang pengusaha transportasi Akhmad di Kotabaru, Jumat.<br /><br />Menurut pengakuan petugas di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), ujar dia, SPBU tersebut sebelumnya mendapatkan jatah sekitar tujuh tangki isi 10.000 liter dalam sepekan.<br /><br />Akan tetapi hampir sebulan terakhir SPBU tersebut hanya mendapatkan jatah solar empat hari dalam sepekan.<br /><br />"Jadi ada tiga hari yang kosong tidak ada solar. Lantas di hari yang kosong tersebut, masyarakat disuruh mencari solar ke mana," katanya setengah bertanya.<br /><br />Akibat kekosongan tersebut, banyak warga dan para sopir berspekulasi membeli solar dengan membawa jeriken untuk persiapan pada hari-hari yang kosong.<br /><br />Akhmad mengaku enggan membeli solar di pedagang eceran di pinggir jalan.<br /><br />Karena kualitas solar yang dijual tersebut diduga tidak sebaik solar yang dibeli dari SPBU.<br /><br />"Lebih murni solar yang dijual SPBU, dibandingkan solar yang dijual pedagang eceran," jelasnya.<br /><br />Seorang sopir mobil Strada Triton, Nurul, mengaku mobilnya yang sering mogok di jalan.<br /><br />"Setelah diperiksa mesinnya, ternyata ada masalah di pembakarannya," kata dia.<br /><br />Ia mengaku sempat membeli solar di pedagang eceran di pinggir jalan sebanyak lima liter karena sempat kehabisan saat dalam perjalanan.<br /><br />"Saat itu antrean di SPBU cukup panjang, sehingga tidak mungkin kami ikut mengantre, sehingga terpaksa membeli solar eceran," paparnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>