Penyaluran Kredit Bank Kalsel Capai Rp23,16 Persen

oleh
oleh

Penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek perbankan di Kalimantan Selatan hingga akhir Mei 2011 mencapai Rp23,16 triliun atau meningkat sebesar 32,11 persen. <p style="text-align: justify;">Peneliti Senior Madya Bank Indonesia (BI) Banjarmasin, Taufik Saleh, di Banjarmasin, Jumat, mengatakan, pertumbuhan kredit tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dimana pada Mei 2010 pertumbuhan kredit hanya 11,34 persen.<br /><br />"Secara keseluruhan sampai dengan akhir Mei 2011, kinerja perbankan Kalsel menunjukkan perkembangan yang menggembirakan," katanya.<br /><br />Hal tersebut, tambah Taufik, tercermin dari beberapa indikator utama kinerja perbankan, yakni aset, penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), "loan to deposit ratio" (LDR), dan rasio "non performing loan" (NPL) yang semuanya menunjukkan pergerakan ke level yang lebih baik.<br /><br />Saat ini, kata dia, aset perbankan Kalsel telah mencapai Rp28,15 triliun atau tumbuh 25,14 persen. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 22,96 persen.<br /><br />Menurut Taufik, peningkatan aset perbankan ini didukung oleh bertambahnya jaringan kantor bank di Kalsel yang saat ini tercatat sebanyak 259 kantor, termasuk 23 BPR dan didukung oleh lebih dari 300 ATM, termasuk mesin setor tunai atau Cash Deposit Machine (CDM).<br /><br />Semakin luasnya jaringan kantor bank diindikasikan telah berdampak pada peningkatan penggunaan layanan jasa perbankan kepada masyarakat, terlihat dari peningkatan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit sebagaimana tersebut diatas.<br /><br />DPK yang berhasil dihimpun perbankan tumbuh 23,80 persen dengan nilai nomial mencapai Rp22,97 triliun.<br /><br />Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan kredit, loan to deposit ratio (LDR) berdasarkan kredit lokasi proyek mencapai 100,84 persen, jauh lebih tinggi dibanding bulan Mei 2010 yang hanya 94,50 persen.<br /><br />LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank.<br /><br />Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.<br /><br />Walaupun penyaluran kredit kepada masyarakat meningkat cukup tinggi, tambah dia, namun rasio kredit bermasalah atau rasio non performing loan (NPL) pada posisi Mei 2011 masih berada pada batas aman, yaitu sebesar 2,92 persen.<br /><br />Dilihat dalam lingkup Kalimantan, aset perbankan Kalsel mencapai 19,92 persen dari total aset perbankan yang beroperasi di Kalimantan.<br /><br />"Hampir seluruh indikator perbankan Kalsel menujukkan laju pertumbuhan yang relatif lebih tinggi dibanding pertumbuhan seluruh perbankan Kalimantan," kata Taufik.<br /><br />Pertumbuhan aset perbankan Kalimantan tercatat sebesar 24,79 persen. Sementara DPK dan kredit perbankan Kalimantan masing-masing tumbuh sebesar 22,26 persen dan 31,93 persen.<br /><br />Peningkatan kinerja perbankan Kalsel tersebut tambah dia, tidak terlepas dari kinerja perekonomian Kalsel yang juga menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.<br /><br />"Terkait hal ini, Bank Indonesia mengharapkan agar perbankan terus meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dengan penyaluran pembiayaan untuk sektor-sektor ekonomi produktif, sehingga peran perbankan dalam menggerakkan sektor riil dan meningkatkan kemajuan ekonomi daerah dapat semakin dirasakan," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>