Penyerangan Asrama Mahasiswa Kotim Di Malang Kriminal

oleh
oleh

Penyerangan asrama mahasiswa Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah di Malang oleh sekelompok orang tidak dikenal pada Sabtu (3/6) dini hari lalu, dipastikan murni tindak kriminal. <p style="text-align: justify;">"Ini murni kenakalan dan kriminal murni, tidak ada yang lain. Jangan dikaitkan dengan SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Pemicunya adalah salah paham. Kami meminta masyarakat tidak berpikir macam-macam tentang kejadian ini. Semua kita serahkan kepada penegak hukum untuk menyelidikinya," tegas Sekretaris Daerah Kotim, Putu Sudarsana di Sampit, Kamis.<br /><br />Pemerintah daerah memang bergerak cepat menindaklanjuti kejadian itu. Sejumlah pejabat langsung dikirim ke Malang untuk mengetahui krologis kejadian dan mendata kerusakan, termasuk di antaranya Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kotim, Rihel yang langsung berkoordinasi dengan Polsek Kelojen terkait penanganan hukumnya.<br /><br />Bupati H Supian Hadi bahkan juga datang menemui mahasiswa dan memberi pengertian agar masalah ini diserahkan kepada proses hukum. Supian bersama mahasiswa asal Kotim di Malang juga menggelar ramah-ramah dengan jajaran Polsek Kelojen.<br /><br />"Pak Bupati sekaligus menitipkan kepada Polsek setempat agar memberi rasa aman kepada mahasiswa kita yang kuliah di Malang. Mahasiswa juga diminta tenang dan kuliah seperti biasa. Seluruh mahasiswa kita yang saat itu berjumlah 18 orang, kondisinya baik-baik saja," ujar Putu.<br /><br /> Terkait hasil penyelidikan, kepolisian setempat menyimpulkan bahwa pelaku penyerangan sebagian merupakan orang-orang yang melakukan aksi serupa pada 16 Mei lalu. Polisi sudah mengidentifikasi sejumlah pelaku yang saat ini masih dalam pencarian, seraya menjanjikan akan mengusut tuntas kasus ini.<br /><br />Kepala Bagiam Umum, Imam yang baru tiba dari Malang, menjelaskan, aksi anarkis tersebut menimbulkan sejumlah kerusakan seperti pagar, tulisan nama asrama Habaring Hurung, pintu depan, lima kaca jendela depan, kamar dalam bawah kaca nako dan pagar belakang asrama. Perbaikan diperkirakan selesai dalam tiga hari.<br /><br />"Hitungan kami, kerugian sekitar Rp 10 juta. Ini perbaikan mulai dilakukan dan semua yang diperlukan sudah kita penuhi," ucapnya.<br /><br />Pemerintah daerah berharap kejadian ini merupakan yang terakhir. Namun untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pemerintah daerah akan memasang kamera tersebunyi atau CCTV (closed circuit television) di lingkungan asrama tersebut. (das/ant)</p>