Atlet Sulawesi Tenggara (Sultra) yang sukses menyumbangkan medali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau 2012 berharap memperoleh jatah pengangkatan menjadi pegawai negeri sipil (PNS). <p style="text-align: justify;">"Kami berharap pemerintah daerah dan wakil rakyat di DPRD Sultra menghargai perjuangan para atlet di arena PON dengan memprioritaskan pengangkatan sebagai PNS," kata pedayung putri Waode Fitri Rahmanjani di Kendari, Rabu.<br /><br />Harapan untuk diangkat sebagai PNS, baik lingkup pemerintah Provinsi Sultra maupun tingkat kabupaten/kota bukan impin semata karena terbukti puluhan atlet penyumbang medali emas, perak dan perunggu sudah berkarir sebagai PNS.<br /><br />Selain berharap diangkat sebagai PNS juga para atlet yang meraih medali PON XVIII menuntut realisasi bonus yang dijanjikan Gubernur Sultra Nur Alam saat pelepasan kontingen menuju Riau.<br /><br />Namun para atlet, pelatih dan peduli olahraga Sultra masih bertanya-tanya besaran bonus yang dijanjikan gubernur yang juga Ketua Umum KONI.<br /><br />"Mudah-mudahan bonusnya meningkat dibandingkan PON XVII 2008 silam sebesar Rp70 juta untuk medali emas perorangan. Pak gubernur sudah nyatakan bahwa kemungkinan bonus PON XVIII meningkat tiga kali lipat," kata pedayung putri penyumbang medali emas, Hamratin.<br /><br />Pelatih dayung Sultra Ahmad Haris mengatakan, harapan atlet diangkat sebagai PNS maupun bonus uang tunai tidak lain adalah untuk persiapan masa depan.<br /><br />"Saya jadi PNS karena jasa menjadi atlet dayung. Para atlet butuh kepastian masa depan karena tidak selamanya menjadi atlet. Suatu saat akan berkeluarga dan menghadapi tuntutan hidup," kata Ahmad.<br /><br />Oleh karena itu, tuntutan bonus maupun pengangkatan jadi PNS jangan dipandang bahwa atlet tidak memiliki semangat patriotisme daerah, tetapi semata-mata untuk masa depan mereka, katanya. <strong>(das/ant)</strong></p>