Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Maritim Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa menyatakan, perairan Karimata yang berada di wilayah provinsi itu kembali berpotensi terjadi gelombang setinggi 2,0 meter hingga 3,0 meter. <p style="text-align: justify;">"Ketinggian gelombang di perairan Karimata dari Selasa hingga Rabu (17/8) bisa mencapai hingga tiga meter sehingga berbahaya bagi pelayaran menggunakan kapal motor kecil," kata Prakirawan BMKG Maritim Pontianak, Prada Wellyantama.<br /><br />Potensi gelombang tinggi karena dipicu kecepatan angin yang mencapai 13 – 18 knot untuk hari Selasa dan Rabu sehingga bisa memicu gelombang tinggi, kata Prada.<br /><br />Menurut data BMKG Pontianak, selain di perairan Karimata, beberapa perairan Kalbar pada Selasa-Rabu juga berpotensi terjadi gelombang tinggi, tetapi di bawah perairan Karimata, di antaranya perairan Ketapang 2,0 meter hingga 2,5 meter, perairan Tambelan 1,0 meter hingga 2,0 meter, perairan Pontianak 0,7 meter hingga 1,5 meter dan perairan Natuna dari 0,5 meter hingga 1,2 meter.<br /><br />Sementara perairan Kalbar lainnya, yakni perairan Sambas, dan perairan Singkawang rata-rata di bawah 1,0 meter dengan kecepatan angin 4 – 8 knot sehingga aman untuk pelayan menggunakan kapal motor kecil, katanya.<br /><br />Menurut Prakirawan BMKG Pontianak, pemicu gelombang tinggi biasanya karena faktor cuaca buruk, seperti hujan yang disertai angin kencang, sehingga meski pun cuaca cerah kalau tiba-tiba hujan bisa memicu gelombang.<br /><br />BMKG Pontianak mengimbau para nelayan yang masih menggunakan kapal motor kecil untuk meningkatkan kewaspadaan ketika akan turun melaut, dengan lebih memperhatikan aspek keselamatan.<br /><br />Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Barat mengatakan kondisi gelombang tinggi di beberapa perairan provinsi itu menyebabkan nelayan tidak dapat melaut.<br /><br />"Nelayan Kalbar sebagian besar menggunakan kapal kecil, akibat gelombang tinggi mereka tidak dapat melaut. Dampaknya luas jika kondisi itu berlaku lama," katanya.<br /><br />Menurut Gatot, sebagian besar kapal nelayan di Kalbar berbobot di bawah 10 gross ton. Dengan kapal seukuran itu gelombang 1,5 meter saja nelayan tidak berani melaut.<br /><br />"Kalau gelombang tinggi dalam waktu lama, tentunya berdampak pada penghidupan nelayan dan keluarganya. Bahkan dapat lebih luas lagi, masyarakat di sekitar pelabuhan merasakannya juga," jelas Gatot.<br /><br />Oleh karena itu, kata dia, DKP Kalbar mengadakan program revitalisasi armada. Dengan begitu diharapkan, gelombang setinggi 2 meter sekali pun tidak membuat kapal nelayan turun jangkar. Tetap dapat melaut karena mampu bertahan dalam cuaca seperti itu.<br /><br />Tidak hanya pada armada, lanjut Gatot, pihaknya juga melakukan juga peningkatan kapasitas sumber daya manusia nelayan itu sendiri. Mereka akan diberikan pendidikan dan latihan navigasi.<br /><br />"Dengan demikian mereka lebih baik dari kondisi sekarang," kata Gatot. <strong>(das/ant)</strong></p>