Peralihan Musim, Masyarakat Melawi Waspada Diare

oleh
oleh

Setelah mengalami musim kemarau yang cukup panjang, belakangan ini Melawi mengalami musim pancaroba atau peralihan. Sehingga bisa membuat daya tahan tubuh mudah melemah dan memberikan peluang untuk kuman penyakit berdatangan. <p style="text-align: justify;">Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes), dr. Avchmad Jawahir mengatakan, musim pancaroba saat ini memang sangat berpualng bagi penyakit diare. Penyakit ini biasanya muncul pada musim pancaroba dan awal musim hujan adalah diare. Diare ditandai dengan keluarnya buang air besar yang sangat encer seperti air, dan berlangsung terus menerus. <br /><br />Penyakit pada anak ini sebenarnya dapat digolongkan penyakit ringan, tetapi jika terjadi secara mendadak dan kurang mendapat perawatan maka diare juga dapat berakibat fatal, terutama apabila diare tersebut terjadi pada anak balita.<br />Selain itu juga, dapat terserang gangguan saluran napas, pengaruh perubahan cuaca sangat berpotensi mengganggu saluran pernapasan. Gejala awal gangguan saluran pernapasan yaitu batuk, bronkhitis, pilek atau influenza disertai bersin-bersin dan peningkatan suhu tubuh (demam). Demam bukan merupakan penyakit tersendiri, melainkan gejala dari penyakit lain misalnya influenza.<br /> <br />“Air bersih menurun saat musim kemarau. Kemudian adanya binatang-binatang yang berkembang biak lebih banyak, misalnya lalat yang menjadi penghantar berbagai penyakit. Kemudian pada saat musim peralihan tersebut, kuman-kuman yang berada di dalam air naik ke atas, sehingga banyak penyakit yang dihantarkan oleh binatang, debu, dan perilaku hidup yang tidak sehat. Contohnya diare dan infeksi saluran napas tadi. Terlebih saat ini banyak warga Melawi menggunakan air PDAM yang sumber airnya memang berasal dari air sungai,” ungkapnya.<br /><br />Musim pancaroba merupakan musim peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Perubahan udara dan temperatur sedikit banyak berpengaruh pada tubuh, karena tubuh kita otomatis akan berusaha keras menyesuaikan dengan temperatur sekitar. Saat itu pula imunitas atau daya tahan tubuh terhadap penyebab penyakit kita berkurang, sehingga sering menyebabkan orang sakit di musim pancaroba. <br /><br />Selain itu temperatur yang berubah-ubah adalah salah satu kondisi yang memacu virus dan bakteri untuk lebih cepat berkembang biak. Jadi tidak heran lebih banyak orang terserang penyakit di musim pancaroba dibanding di musim yang temperaturnya relatif stabil. <br /><br />Musim pancaroba atau musim peralihan dari kemarau ke musim penghujan atau sebaliknya berkaitan erat dengan beberapa gangguan kesehatan seperti flu, batuk, pilek, demam, gangguan saluran napas, masuk angin, influenza, gangguan pencernaan seperti diare, dan tifus abdominalis. Kemunculan penyakit-penyakit tersebut kasusnya menjadi tinggi pada awal perubahan musim/pancaroba karena banyaknya kotoran yang menjadi vektor bagi bakteri dan virus penyebab penyakit, juga tak lepas dari pola pengkonsumsian makanan. Penyakit tersebut dapat timbul karena adanya bakteri atau virus yang mencemari makanan atau minuman.<br /><br />“Saat ini yang terjadi memang sudah mulai ada warga yang menderita penyakit diare yang sudah hampir mengalami konsidi peningkatan. Namun belum pada kondisi mewabah atau KLB. Ini yang harus diwaspadai masyarakat dengan menjaga pola hidup,” ungkapnya.<br /><br />Tidak hanya itu saja, lanjutnya, warga juga harus lebih berhati-hati lagi. Selain harus memperoleh air bersih, tempat penampungan air juga harus diperhatikan. <br /><br />“Benar-benar harus diperhatikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan air. Mulai dari mengolah makanan, minuman, mencuci, dan sebagainya. Semua orang harus waspada dan melakukan pencegahan dari mulai menjaga kebersihan lingkungan dalam keluarga dan sekitar serta pola makan,” pungkasnya. (KN)</p>