Peringatan Hari Pahlawan Momentom Kebangkitan Semangat Nasionalisme

oleh

Kemarin, tanggal 10 November 2013 Bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan. <p>Sejatinya, semangat kepahlawanan bukan menjadi sekedar peringatan tahunan, akan tetapi harus menjadi semangat idealisme bangsa Indonesia sepajang tahun. <br /><br />Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menjadi fenomenal karena untuk pertama kali setelah proklamasi kemerdekaan, rakyat Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaan dari rencana pendudukan kembali NICA yang membonceng tentara sekutu Inggris, saat hendak melucuti pasukan Jepang.<br /><br />Ribuan pejuang gugur dalam peristiwa tersebut.  Kemarin, peristiwa pertempuran di Surabaya 68 tahun silam, diperingati dengan beragam cara.<br /><br />Mulai dari upacara bendera, kegiatan seremoni, kirab bendera, dan beragam kegiatan lainnya.  Peringatan hari Pahlawan 10 November tersebut, setidaknya menandakan bahwa rakyat Indonesia masih mengingat, perjuangan para pahlawannya.<br /> <br />Hanya saja, sejatinya, peringatan hari Pahlawan bukan semata dijadikan moment tahunan tiap tanggal 10 November. Hal ini penting dipahami, sebab sesungguhnya, peristiwa heroic bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan bukan berlangsung tanggal 10 November dan bukan hanya di Surabaya. <br /><br />Ada banyak hari, bulan dan bahkan sepanjang tahun pada awal-awal kemerdekaan, bangsa Indonesia harus berjibaku menumpahkan darah dan meneteskan air mata, demi mempertahankan kemerdekaannya.<br />Saat itu, semangat berjuang membela harga diri bangsa dan mempertahankan kemerdekaan, sudah masuk ke dalam sanubari jasad dan raga bangsa Indonesia. Idealisme mereka satu, Indonesia tetap merdeka dengan menolak segala bentuk penjahan kembali, dan akan terus berjuang selama hayat dikandung badan.<br /><br />Karena itu, kini, pada era yang sangat maju, modern, dan serba nyaman maka semangat kepahlawanan bukan berarti hanya peringatan tahunan, akan tetapi menjadi mendesak untuk menanamkan semangat kepahlawanan, semangat idealisme, semangat berjuang setiap hari, setiap-pekan, bulan dan sepanjang tahun. <br /><br />Penjajahan paling mengerikan dan mengkhawatirkan bagi bangsa Indonesia saat ini adalah materialistis dan konsumerisme.  Rusak nya sendi-sendi hukum dan politik bangsa ini tidak lain karena materialist dan konsumerisme.<br /> <br />Secara berseloroh, ada orang menyebut bahwa bahwa tuhannya sejumlah orang di Indonesia, kini bukan lagi sang khalik penguasa alam semesta, akan tetapi harta, dan uang di dalam pundi-pundi rekeningnya. Pada tataran ekonomi semakin jelas lagi. Sepanjang ada untung besar, maka jalan apapun akan ditempuh walaupun itu akan menghancurkan tatanan ekonomi masayarakatnya sendiri.<br />Pungli, calo, makelar, lobbyist, dan apapun namanya, sepanjang menghasilkan komisi besar, maka akan dikerjakan. Soal lingkungan juga demikian.<br /><br />Selama harga kayu masih tinggi maka jangan harap ada hutan lestari di negeri ini, apalagi ketika di dalam hutan tersebut ditemukan cadangan emas, batubara dan barang tambang lainnya, maka sudah pasti, hutan tersebut akan hancur.<br /><br />Parahanya, pada bidang pendidikan, banyak guru dan pendidik tidak lagi memiliki idealisme besar. Nyontek, bagi-bagi soal dan lembar jawaban, atau apapun kegiatannya, menjadi halal semata hanya untuk mendapatkan nilai tinggi saat ujian nasional.<br /><br />Khawatirnya bagi bangsa ini, ukuran kesuksesan bukan lagi semangat idealisme membangun bangsanya, akan tetapi semata hanya mengejar harta, tahta, kekuasaan dan kekayaan. Karena itu, semangat kepahlawanan, sekali lagi, bukan sekedar moment tahunan, akan tetapi harus menjadi semangat hidup bangsa Indonesia sepanjang tahun dan sepanjang hayat dikandung badan. <strong><em>(das/wk/rri)</em></strong></p>