Aktifis lingkungan dari berbagai negara yang saat ini berada di Sintang mengaku khawatir dengan terus bertambahnya ekspansi lahan perkebunan sawit di daerah ini. <p style="text-align: justify;">Hal itu diungkapkan oleh Willy Smith, mantan penasehat masalah lingkungan Departemen kehutanan yang kini menjadi salah seoarang aktivis lingkungan, saat memberikan presentasi di DPRD Sintang, Kamis (22/09/2011).<br /><br />"Kami khawatir atas pengambangan sawit skala besar yang sedang dilakukan disini. Apalagi sejumlah lahan yang ditanami tidak sesuai dengan kebutuhan lahan untuk budidaya sawit," tuturnya dihadapan para anggota DPRD Sintang.<br /><br />Diungkapkannya, 30 sampai 50 persen sawit yang ditanami di Sintang tidak berada dilingkungan yang sesuai dengan tipikal rill lahan yang dibutuhkan perkebunan sawit. <br /><br />"Sawit itu cocok untuk kawasan hilir, khusus di kalimantan, tanah yang cocok biasanya didekat sungai atau pesisir pantai. Namun penanaman sawit sangat tidak dianjurkan karena efek lingkungan sebagai tanaman monokultur yang sangat berbahaya dan berdampak jangka panjang terhadap alam," tuturnya.<br /><br />Ia mensinyalir, ekspansi perkebunan hingga kekawasan darat Kalimantan, ditunggangi dengan kepentingan pembabatan hutan. <br /><br />"Apalagi sejumlah perusahaan sawit yang masuk, nyatanya juga berafiliasi dan bahkan juga terkait dengan perusahaan pemegang hak penebangan hutan," tuturnya.<br /><br />Pembukaan kawasan hutan dan lahan sawit diperhuluan menurutnya bakal menimbulkan konsekwensi bajir dan pembiayaan yang tinggi di kawasan hilir. <br /><br />"Yang paling dirugikan adalah masyarakat yang berada dihilir akan mengalami intensitas banjir yangmakin tahun akan makin meningkat dan tentunya menimbulkan pembiayaan tinggi," Papar Willy.<br /><br />Ia berharap agar dinas kehutanan bisa segera mengambil tindakan atas terus meluasnya ekspansi lahan perkebunan yang ada di Sintang. Tak hanya itu persoalan pembukaan lahan dengan cara membakar hutan menurutnya juga harus menjadi focus semua pihak. <br /><br />"Mari kita upayakan untuk mencerdaskan masyarakat dengan mensosialisasikan untuk menghentikan pembukaan lahan yang menggunakan sistem bakar," tukasnya.<br /><br />Ia juga berharap agar DPRD bisa mendorong kebijakan yang pro pada lingkungan, dengan tidak mendukung pembukaan areal baru perkebunan sawit. <br /><br />"Cobalah DPRD bersama pemerintah untuk mendukung program yang pro lingkungan dan memihak kepentingan masyarakat. Apalagi sejumlah investasi yang masuk nyatanya menimbulkan sejumlah konflik dengan masyarakat setempat." pungkasnya.<strong>(phs)</strong></p>