Senior Supervisor Eksternal Relation PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI Kalimantan, Andar Titi Lestari menyatakan, kondisi geografis dan alam faktor utama kendala dalam distribusi BBM di Pulau Kalimantan. <p style="text-align: justify;">"Kondisi geografis di Pulau Kalimantan, baik melalui darat dan sungai adalah tantangan paling besar dalam distribusi BBM di Kalimantan khususnya dan Indonesia umumnya," kata Andar Titi Lestari di Balikpapan, Jumat.<br /><br />Hal itu, bisa dilihat dari sering berganti-gantinya sarana transportasi untuk pengiriman BBM hingga ke pelosok Kalimantan, mulai dari kapal tanker selanjutnya diangkut menggunakan truk, dilanjutkan menggunakan mobil terbuka, menggunakan kapal motor, bahkan sampai diangkut menggunakan jasa tenaga manusia hingga ke tangan masyarakat.<br />"Seperti untuk distribusi BBM ke Kabupaten Sintang, Melawi dan Kapuas hulu, Provinsi Kalbar yang sebelumnya menggunakan transportasi air, saat ini karena kondisi Sungai Kapuas kering, sehingga kami melakukan distribusi BBM menggunakan angkutan darat," ungkap Andar.<br /><br />Menurut dia, sudah menjadi tanggung jawab Pertamina untuk mendistribusikan BBM hingga ke seluruh pelosok Kalimantan Barat dan Indonesia umumnya, sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan BBM, baik pendistribusiannya melalui sungai, laut, darat, bahkan melalui udara.<br /><br />"Untuk kabut asap hingga saat ini, tidak sampai mengganggu distribusi BBM se-Kalimantan, hanya kekeringan Sungai Kapuas saja yang mengganggu distribusi BBM ke Sintang melalui sungai," ungkapnya.<br /><br />Dalam kesempatan itu, Andar menambahkan, Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI Kalimantan, baru-baru ini mulai mengoperasikan "Jobber" atau depo mini BBM di Sanggau, Kalbar yang berperan penting dalam upaya menjaga pasokan BBM di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.<br /><br />Menurut dia, sebelumnya kebutuhan BBM di wilayah Kalbar bagian timur dipasok dari Terminal BBM Sintang, yang mendapatkan pasokan dari Terminal BBM Pontianak yang jaraknya cukup jauh dari titik konsumen, sehingga sering kali mengalami kendala, terlebih ketika terjadi pendangkalan Sungai Melawi dan Sungai Kapuas.<br /><br />Selama ini penyaluran BBM untuk wilayah Sanggau dan Landak diperoleh dari TBBM Sintang yang dibantu TBBM Pontianak dan "Floating Storage" di Sanggau dengan pemanfaat Sungai Melawi disaat pasang.<br /><br />Ada sebanyak 17 SPBU dan lima PLTD yang menggantungkan pasokan BBM dari Jobber Sanggau, dengan jarak tempuh perjalanan darat dari TBBM Pontianak ke TBBM Sanggau 220 kilometer, dan dari TBBM Sintang 90 kilometer. Kehadiran depot mini BBM Sanggau juga dapat memberikan potensi efesiensi biaya angkutan BBM sebesar Rp15 miliar/tahun.<br /><br />Depo mini BBM tersebut memiliki sarana fasilitas berupa "Floating Jetty", selain itu memiliki dua tanki premium kapasitas 2.000 kiloliter, tiga tanki solar kapasitas 6.000 kiloliter, dan satu tanki BBK (Bahan Bakar Khusus) kapasistas 1.500 kiloliter, enam pompa produk, dan "Filling Shed". (das/ant)</p>