Perusahaan Di Kalteng Didorong Manfaatkan Furnitur Rotan

oleh
oleh

Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun mendorong sebagian dana Corporate Social Responsibility perusahaan di Kalimantan Tengah pemanfaatannya untuk furnitur berbahan rotan. <p style="text-align: justify;">Bentuk furniturnya berupa kursi dan meja nantinya disumbangkan kepada sekolah-sekolah yang ada di Kalteng, kata Wamen Perindustrian itu saat berdialog dengan sejumlah pengusaha di Palangka Raya, Kamis.<br /><br />"Bahkan kalau bisa Gubernur Kalteng mewajibkan setiap perusahaan menyumbang kursi meja berbahan rotan sesuai kemampuan. Kewajiban itukan untuk kepentingan Kalteng maupun Bangsa," tambah Alex.<br /><br />Pemerintah Indonesia telah mengambil kebijakan melarang ekspor rotan dalam bentuk bahan baku atau asalan, serta membatasi ekspor rotan dalam bentuk setengah jadi sebagai upaya peningkatan harga rotan.<br /><br />Menindaklanjuti kebijakan tersebut, lanjut Wamen Perindustrian itu, telah dibentuk Tim Penggerak Peningkatan Penggunaan Furnitur Rotan (TP3FR) di tingkat instansi pemerintah dan sekolah.<br /><br />"Sekarang ini kami sedang mengupayakan furnitur rotan berupa kursi maupun meja bisa dipergunakan di seluruh sekolah yang ada di Indonesia, termasuk Kalteng. Untuk merealisasikan hal itu dibutuhkan bantuan dari para perusahaan melalui dana CSR," kata dia.<br /><br />Alex mengatakan, upaya tersebut juga sebagai inisiasi pengembangan pasar lokal sekaligus meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan furnitur dari rotan.<br /><br />Selain itu juga mendorong berkembangnya inovasi dan kreativitas diversifikasi produk rotan serta bertumbuhnya tumbuhnya industri pengolahan rotan di daerah penghasilnya.<br /><br />"Ada 332.421 ruang kelas SD dan SMP di Indonesia dalam keadaan rusak berat, sedang maupun ringan. Kerusakan itu di antaranya meja maupun kursi siswa. Kalau itu diganti menjadi berbahan rotan, maka akan bertahan lama," kata dia.<br /><br />Dia mengatakan, harga furnitur berbahan rotan khususnya kursi maupun meja tiga kali lebih mahal dibandingkan berbahan kayu. Hanya, dari sisi efektivitas dan ketahanannya juga lebih hebat tiga bahkan empat kali dibandingkan berbahan kayu.<br /><br />"Kami tidak memaksa perusahaan untuk menyumbangkan berapa banyak kursi maupun meja berbahan rotan, tapi setidaknya menyisihkan dana CSR bagi kepentingan bangsa," demikian Alex. <strong>(das/ant)</strong></p>