Perusahaan Sawit Kalsel Diminta Lahirkan Produk Hilir

oleh
oleh

Anggota Komisi II bidang ekonomi keuangan DPRD Kalimantan Selatan, H Hasmy Fadillah Akbar, meminta perusahaan perkebunan kelapa sawit di wilayah ini melahirkan produk hilir yang lebih bermanfaat. <p style="text-align: justify;">Permintaan politisi senior partai Golkar itu disampaikan kepada pers di Banjarmasin, Sabtu, seiring makin maraknya usaha perkebunan kelapa sawit di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut.<br /><br />Sementara hasil usaha perkebunan kelapa sawit di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel selama ini masih banyak perusahaan yang baru mengolah dalam bentuk produk dasar, berupa minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).<br /><br />"Padahal kalau diolah lagi, CPO tersebut banyak menghasilkan produk hilir atau barang jadi, seperti minyak goreng, kosmetik dan sebagainya," lanjut anggota Komisi II DPRD Kalsel yang juga membidangi perkebunan, industri, dan perdagangan itu.<br /><br />Karena, menurut alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) di Banjarbaru itu, dengan menghasilkan produk hilir dari usaha perkebunan kelapa sawit akan banyak mendatangkan nilai tambah.<br /><br />"Nilai tambah dimaksud, bukan saja menjadikan produk hasil perkebunan bernilai ekonomi tinggi, tapi juga bagi ekonomi kerakyatan. Sebab masyarakat setempat, baik secara langsung maupun tidak langsung bisa terlibat," lanjutnya.<br /><br />Mengenai sikap Bupati Tanah Laut (Tala) dan Tapin Kalsel yang tak lagi memberikan izin untuk pembukaan kebun inti dari perusahaan perkebunan kelapa sawit, mantan pegawai Departemen Pertanian itu, menyatakan, mengaprisiasi kebijakan kedua bupati tersebut.<br /><br />"Memang dalam rangka keikut sertaan membangun ekonomi kerakyatan, maka sebaiknya perusahaan perkebunan kelapa sawit memperbanyak kebun-kebun plasma dengan melibatkan masyarakat setempat," sarannya.<br /><br />"Dengan memperbanyak kebun-kebun plasma, di satu sisi perusahaan masih bisa mendapatkan untung dan di sisi lain, perekonomian masyarakat setempat turut terbantu," demikian Hasmy Fadillah Akbar.<br /><br />Perkebunan kelapa sawit di Kalsel dalam dekade sepuluh tahun terakhir semakin marak, baik dalam bentuk perkebunan besar swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).<br /><br />Luasan perkebunan kelapa sawit di Kalsel secara umum kini mencapai 319.869 ha, yang pada Tahun 1995 baru 43.650 ha, tersebar pada beberapa kabupaten, diantaranya Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut dan Kabupaten Tabalong.<br /><br />Dari 319.869 ha kebun kelapa sawit itu produksinya mencapai 516.600 ton, dengan jumlah pabrik pengolahan minyak sawit mentah (CPO) tercatat 25 unit, dengan kemampuan atau kapasistas terpasang secara keseluruhan 1.210 ton tandan buah segar (TBS).<br /><br />Begitu pula dari sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalsel, tercatat baru satu diantaranya yang menghasilkan produk hilir, dengan membangun pabrik minyak goreng, terdapat di Kabupaten Kotabaru. <strong>(phs/Ant)</strong></p>